Hai🧡
Absen dulu 💗
Spam komen 💌
Happy Reading ❤️
43. BENCI UNTUK MENCINTA.
"Wajar jika hatimu sakit, artinya cintamu tidak bercanda."
Reine kembali ke mansion dengan keadaan kacau, ia keluar dari mobil, Alex yang melihat kondisi Reine tampak khawatir.
"Apa yang terjadi Nona?" tanya Alex.
Reine menggeleng, "Tidak terjadi apa-apa. Apa dia di rumah?" tanya Reine tentu saja menanyakan keberadaan Wilbert.
"Tidak Nona, Tuan masih berada di kantor," ucap Alex dengan cepat Reine naik ke atas.
Reine membuka pintu kamarnya kasar, dilempar tasnya ke sembarang tempat. Membanting pintu sekeras mungkin. Amarah dalam dirinya sudah tidak dapat ia tahan lagi.
Reine membanting semua barang-barang yang ada di hadapannya, lampu, figura, vas bunga, make up di meja rias. Bantal, guling, selimut ia buang ke segala arah. Dirinya tertunduk lemas di pinggir ranjang.
"BEGO! KENAPA SIH GUE BEGO BANGET?!"
"RAFANIZAN GAK SUKA SAMA LO REINE! HARUSNYA LO SADAR BUKAN MAKIN TAMBAH SUKA SAMA DIA!"
Teriak Reine pada dirinya sendiri, tangannya mencengkram kuat rambut. Sesak di dada itu tak kunjung hilang. Reine nyaris mati karena tak mampu bernapas dengan baik. Reine berdiri menghampiri kaca di hadapannya.
"TERUS MAKSUD UCAPAN RAFANIZAN TEMPO HARI ITU APA?!"
"KENAPA DIA NYURUH GUE BERJUANG?"
"KENAPA CEMBURU SAMA JUSTIN?!"
Reine menatap gentir keadaannya yang sangat kacau di pantulan cermin. Tiba-tiba ia tertawa sambil mengusap air matanya.
"BODOH LO REINE! LO DIPERMAINKAN SAMA RAFANIZAN! DIA CUMA MAIN-MAIN SAMA LO!"
"COWOK BRENGSEK! GUE GAK AKAN PERNAH LULUH LAGI SAMA KATA MAAF LO!"
Reine memejamkan matanya, membukanya perlahan dan tangannya meraih laci meja. Ia menemukan pisau kecil yang memang selalu ia simpan di situ.
"Gue udah lama nggak nyakitin diri sendiri, tapi gara-gara lo. Gue harus ngelakuin ini, hati gue sakit banget, biar rasa sakit itu berpindah ke tubuh gue," Reine mengores pergelangan tangannya menggunakan pisau.
Darah segar mengalir di pergelangannya, Reine hanya diam mengamati darah itu tanpa merasa perih sedikit pun.
"GUE BENCI LO RAFANIZAN!"
*****
Kyra mondar-mandir tidak tenang setelah tau Reine kemungkinan besar melihat Rafanizan memeluk perempuan lain. Berulangkali ia menelpon Reine, tak ada jawaban dari pemilik nomor itu.
"Lo tolol banget sih, Raf! Ngapain coba peluk orang kaya gitu?" ucap Kyra marah.
Rafanizan juga tidak tau kenapa ia tiba-tiba ingin memeluk Lili. Berkat pelukan itu, rasa rindunya pada Esha sedikit terobati, karena itu pula Reine sekarang sedang menangis.
"Gue juga nggak tau kenapa tiba-tiba pingin meluk cewek itu, dia mirip banget sama Esha," ucap sendu Rafanizan.
Kyra berdiri di depan Rafanizan yang duduk di sofa, "Sebenarnya lo tuh suka sama siapa sih? Esha atau Reine?"
Diam. Mulut Rafanizan tak mampu menjawab itu, ia merasa tidak tau harus menjawab apa. Hatinya menjawab keduanya. Ia tak mau melupakan Esha begitu saja, namun di sisi lain ia juga tak mau Reine melupakan dirinya dan bahagia bersama Justin.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFANIZAN [END]
Ficção Adolescente"𝓓𝓾𝓪 𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓲𝓷𝓰𝓲𝓷 𝓫𝓪𝓱𝓪𝓰𝓲𝓪 𝓫𝓮𝓻𝓼𝓪𝓶𝓪, 𝓽𝓮𝓽𝓪𝓹𝓲 𝓼𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪 𝓶𝓮𝓷𝓰𝓲𝓻𝓲𝓷𝓰𝓲𝓷𝔂𝓪 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓼𝓪𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓽𝓮𝓻𝓵𝓾𝓴𝓪." - 𝐍𝐢𝐥𝐥𝐚𝐤𝐬𝐦, 𝑅𝒜𝐹𝒜𝒩𝐼𝒵𝒜𝒩. "Bertemu denganmu adalah ketidaksengajaan y...