60. PENUTUPAN DEMOKRASI & KEJUTAN SPESIAL

260 35 96
                                    

Hai🧡

Absen 💗

Spam komen 💌

Happy Reading ❤️

60. PENUTUPAN DEMOKRASI & KEJUTAN SPESIAL.

"Sekarang mau mengatakan apa pada semesta yang memberimu kejutan tak terduga? Terima kasih atau justru bertanya, kenapa seperti ini?"—Nillaksm, Rafanizan.

Tepat sehari sebelum pilihan Ketua OSIS, SMA Cakrawala mengadakan acara puncak demokrasi. Dimana semua siswa akan hadir menikmati berbagai penampilan terutama dari tiga kandidat Ketua OSIS, Arya, Melati, dan Saga.

Melati keluar ruangan dengan dress putih sedangkan Arya dan Saga menggunakan kemeja santai dipadukan dengan kemeja hitam. Mereka berjalan bersama menuju lapangan. Sorakan terdengar nyaring di telinga.

Di tempat lain Arka sungguh terpukau melihat penampilan Melati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tempat lain Arka sungguh terpukau melihat penampilan Melati. Hal itu didasari oleh Ammar.

"Diapit dua cogan Melati, beruntung tuh anak," cetus Ammar sengaja.

"Gue denger-denger Melati mau duet sama Saga, bener Mar?" tanya Odwin memancing prahara.

Rafanizan menoleh. "Hm. Padahal saingan berat Melati itu Saga. Tapi mereka keliatan akur."

"Iyalah akur orang sering curhat-mencurhat," Ammar sengaja menaikkan nada bicaranya sambil melirik Arka.

Arka menyadari jika sedari tadi teman-teman sedang membuatnya cemburu.

"Nyaman biasanya dari situ kan? Habis saling curhat jadi saling suka?" Kivan menambah prahara.

"Gak mempan!" celetuk Arka sinis pada keempat temannya.

Mereka tertawa terbahak-bahak, bagi mereka mudah sekali memancing jiwa cemburu Arka.

"Saga kaga mempan kalau pakai Xabiru langsung kejang-kejang lo," Ammar sepertinya sangat paham.

"Anjing lo Mar!"

*****

Petikan gitar itu terdengar, Melati mulai menyanyikan lagu yang entah dia tujukan ke siapa. Dua laki-laki berdiri di sisi yang berbeda, masih dapat terjangkau oleh Melati namun tak tau arah matanya tertuju pada siapa.

Di sisi lapangan ada Amara dan Riondra tampak bersama. Untuk pertama kalinya seorang Riondra bersama seorang perempuan di sekolah selain bersama Griska.

"Emang gitu ya tugas Dewa dan Dewi sekolah kalau lagi ada acara?" tanya Amara basa-basi. Sejujurnya Amara merasa tidak nyaman melihat Riondra yang tiba-tiba romantis dengan Griska.

RAFANIZAN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang