Hai🧡
Absen 💓
Spam komen 💌
Happy Reading ❤️
26. RUNTUHNYA PERASAAN.
"Jangan sampai orang yang peduli denganmu memutuskan untuk diam tak peduli."
Tak ada yang mampu memutar balikkan waktu. Kita tak bisa mengulang kejadian di masa lalu dan memperbaikinya agar sesuai dengan keinginan kita. Tidak!
Pepatah nasi sudah menjadi bubur sangat tepat untuk rasa menyesal Rafanizan. Apa yang keluar dari mulutmu harus bisa dipertanggungjawabkan secara benar. Jika kamu lari itu artinya kamu pengecut.
Sudah satu minggu lebih Reine tidak menghampiri Rafanizan, bukan hanya itu Reine bahkan tidak menghadiri kumpul wajib OSIS. Ia seperti menjauhi semua hal yang menyangkutkan dirinya pada Rafanizan.
"Ini Reine nggak ikut kumpul lagi?" tanya Ammar melihat sekeliling, sudah dua kali pertemuan dan ia tidak melihat gadis itu menampakkan diri.
"Enggak, Mar. Kemarin gue hubungi juga nggak ada respon," sahut Bunga.
Rafanizan menatap Reveka yang sibuk mengamati jari kukunya. "Reveka?"
Sang pemilik nama hanya mengangkat kepala, memberi tatapan seolah bertanya kenapa.
"Reine kenapa nggak ikut kumpul?" tanya Rafanizan.
Reveka membuang muka, "Gak tau."
"Kok bisa nggak tau? Lo 'kan temennya," lontar Ammar.
Reveka menatap dua orang yang berdiri di depan.
"Nggak gue kasih tau pun, seharusnya kalian tau alasan kenapa Reine nggak ikut kumpul," terang Reveka.
"Maksud lo apa, Rev?" tanya Rafanizan serius.
Reveka mengambil tasnya, "Ini udah selesai 'kan pembahasannya? Kalau udah gue mau cabut. Panas banget di sini." Reveka berdiri sambil mengibaskan tangannya.
Rafanizan hanya menatap nanar punggung Reveka yang perlahan tak terlihat. Ia dapat melihat raut kecewa di wajah Reveka.
*****
Rafanizan, Ammar, Kivan, Arka, dan Odwin berada di sebuah tempat tongkrongan yang tak jauh dari sekolah. Mereka tak langsung pulang, melepaskan sejenak beban yang sudah membebani otak satu pekan ini.
"Gue kok ngerasa sepi, Reine nggak teriak-teriak cari Rafanizan di kelas? Biasanya tiap jam istirahat dia datang ke kelas dan teriak manggil Rafanizan, sekarang? Jangankan cari Rafanizan, ketemu aja nggak pernah," tutur Odwin membuka topik sore ini.
Kivan meneguk kopi yang ia pesan, "Amara cerita semuanya sama gue. Gue jadi mikir waktu itu lo tulus minta maaf atau cuma kewajiban karena lo Ketua OSIS?"
Pertanyaan Kivan mengubah raut wajah Rafanizan.
"Kapan Amara cerita sama lo?" tanya Ammar sedikit sewot. Amara tidak menceritakan kepada dirinya, tapi Kivan?
"Semalam pas lo pamit buat jalan sama Gebi," ujar Kivan.
Semalam Kivan menghabiskan waktunya di rumah Ammar, niatnya ingin bermain game bersama Ammar tapi ternyata Ammar harus absen dengan cewek-ceweknya. Hal itu membuat Kivan dirumah ditemani Amara. Kebetulan lagi orang tua mereka sedang dinas di luar kota.
"Lo nggak macem-macem sama Amara 'kan?" tanya Ammar memelototi Kivan.
"Kalau macem-macem juga gue bakal tanggung jawab," sahut Kivan membuat Ammar terdesak oleh minumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFANIZAN [END]
Novela Juvenil"𝓓𝓾𝓪 𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓲𝓷𝓰𝓲𝓷 𝓫𝓪𝓱𝓪𝓰𝓲𝓪 𝓫𝓮𝓻𝓼𝓪𝓶𝓪, 𝓽𝓮𝓽𝓪𝓹𝓲 𝓼𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪 𝓶𝓮𝓷𝓰𝓲𝓻𝓲𝓷𝓰𝓲𝓷𝔂𝓪 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓼𝓪𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓽𝓮𝓻𝓵𝓾𝓴𝓪." - 𝐍𝐢𝐥𝐥𝐚𝐤𝐬𝐦, 𝑅𝒜𝐹𝒜𝒩𝐼𝒵𝒜𝒩. "Bertemu denganmu adalah ketidaksengajaan y...