73. COCOK DAN PUTUS.

118 11 38
                                    

Haii I'm back🌷

Siapa yang masih setia nunggu Rafanizan update?

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya!

Happy Reading ❤️

73. COCOK DAN PUTUS.

“Cerita panjang yang penuh badai itu, berhenti di sini.”

“Semesta hanya meminta ku untuk menjaga mu, bukan memilikimu,”— Reine Cheesy Maheswari.

“Aku lupa minta sama Tuhan, untuk gak ambil kamu dari aku,”— Rafanizan Zavier Altezza.

Rafanizan Zavier Altezza, laki-laki yang tak mengenal rasa lelah itu setelah siuman dari tidur sesaatnya, duduk di kursi meja belajarnya. Menatap benda pipih ditangannya dengan ribuan harapan.

Amor❤️

Maaf baru buka hp, gue belum tau balik indo kapan.

Urusan di sana belum beres?

Masih ada beberapa yang perlu diurus. Papa juga baru selesai operasi pencangkokan jantung.

Gue kangen lo.

Jangan ditunggu, Izan. Kalau capek boleh kok berhenti, lagipula apa untungnya nunggu gue.

Maksud lo apa?

Bukan apa-apa.

Izan

Hm?

Izan...

Apa?

Izan

Apa sayang?

Aku lebih kangen kamu. Kalau nanti aku gak balik gak papa kan? Jangan tunggu aku. Disana ada, Esha kamu kan? Pulang ke dia. Aku gak papa. Aku mau kamu bahagia, meski bukan sama aku.

Rafanizan membaca pesan terakhir dari gadisnya itu tampak gelisah. Ia segara menekan panggil suara terhadap gadisnya. Berulang kali ia coba hubungi Reine, ia tidak mendapatkan jawaban. Ponsel gadis itu tidak aktif. Apa maksud dari kalimat Reine? Itu pikirnya.

*****

Hari Sabtu ini tampak lebih cerah dari hari sebelumnya. Hari ini pula Rafanizan, Ammar, Kivan, Arka, Odwin, Amara, Yira, Reveka, dan Melati belajar bersama di rumah Rafanizan untuk menyambut ujian akhir semester hari Senin esok.

“Sasa ikut Bunda dulu yuk, biar Abang sama teman-temannya belajar dulu,” ujar Sarah mencoba membujuk Sasa yang sedari tadi bermanja di pangkuan Rafanizan.

Ndak mau, mau cama Abang. Nanti abang pelgi, tinggalin Sasa, kaya aunty Klya pelgi,” oceh gadis itu dengan saura yang masih celat.

Gadis kecil berusia tiga tahun itu semakin memeluk erat kakak satu-satunya. Seperti ada sesuatu hal buruk yang akan membuat kakaknya pergi meninggalkannya seperti Kyra.

Rafanizan tersenyum tipis, jarang sekali adiknya ini bermanja padanya, saat ada teman-temannya. Rafa mengusap kepala gadis itu. “Abang gak akan kemana-mana, disini sama Sasa.”

RAFANIZAN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang