44. KEPINGAN LUKA.

286 36 133
                                    

Hai🧡

Spam 💌

Happy Reading ❤️

44. KEPINGAN LUKA.

"Aku bisa bersaingan dengan orang yang menyukaimu, tidak dengan orang yang kamu sukai."—Reine Chessy Maheswari.


Perumahan Aster disinilah Reine berada. Lamborghini putih itu terhenti di rumah warna ungu muda.

"Reine? Kamu sudah sampai," tanyanya, melangkah maju dibantu tongkat ditangannya.

Reine segera menyadarkan dirinya, "Iya gue udah sampai, Naresha."

"Aku dengar suara mobil, saat aku keluar aroma parfum kamu menyapa penciumanku, jadi aku samperin," ucap Naresha tersenyum mengatakan itu pada Reine.

Reine menatap Naresha kagum, meski satu inderanya tak berfungsi namun fungsi indra lainnya semakin tajam.

"Duduk di taman aja Nare, jangan di dalam."

"Kenapa? Rumah aku jelek ya?" tanya Naresha membuat Reine menggeleng.

"Enggak, bukan gitu. Gue lagi butuh banyak udara untuk saat ini," ucap Reine dengan suara melemah.

Naresha yang mendengar nada suara Reine melemah langsung mengerti.

"Kamu lagi sedih ya, Reine?" Naresha membuka suara.

"Sakit banget, Nare. Sakit rasanya suka sama cowok kaya dia. Udah dingin, cuek, nyebelin, galak, kejam, gak punya hati lagi!" Reine menumpahkan segala kekesalan yang tertahan.

Naresha terkekeh mendengar keluh kesah Reine, "Komplit banget dia. Tapi masa sih ada cowok sedingin dia di Jakarta yang panas ini?"

Reine melongo menoleh menatap Naresha, "Lo gak percaya? Asal lo tau, kalau lo ketemu terus ngobrol sama dia, bakal merasa ngobrol sama kulkas. Gak ada sahutannya, yang lo rasain cuma hawa dinginnya!"

Lagi-lagi kehadiran Reine memberi tawa pada kehidupan Naresha yang sepi. "Udah marah-marahnya, nanti cepat tua loh!"

"Kok lo jadi ikutan ngeselin sih?" kesal Reine, ia teringat sesuatu.

"Oh iya lo waktu itu bilang sama gue kalau ketemu lagi sama crush lo. Gimana dia?"

"Sangat menyenangkan. Aku gak nyangka ketemu dia lagi, dia masih sama. Masih perhatian, perduli, dan masih hangat. Andai aku bisa lihat, pasti kebahagiaan ini semakin lengkap," lirih Naresha terukir senyum di bibirnya.

Reine menatap sendu Naresha, hidup Naresha jauh lebih gelap daripada dirinya. "Andai orang yang gue suka kaya cowok yang lo suka. Pasti bahagia tujuh tarunan gue!"

"Kamu lucu banget sih, Reine!" Naresha tertawa. "Kamu bilang tadi mau ke sini bareng Kyra, di mana dia?"

"Ah iya lupa gue, paling bentar lagi dia dateng. Kyra lagi ziarah," ucap Reine membuat Naresha terdiam.

*****

Mau sejauh apa pun kita lari pada akhirnya takdir tak akan pernah berubah. Hari ini keberanian itu tiba, Kyra datang ke makam orang yang sangat ia cintai.

Andre Duta Pratama
Bin
Ahmad Usman
Lahir : 20 Maret 2002
Wafat : 10 September 2017

"Hai," sapa Kyra, ia berjongkok dan mengelus batu nisan atas nama Andre.

"Akhirnya aku berani datang ke rumah terakhir kamu. Maaf kalau terlambat."

RAFANIZAN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang