11. MASIH MENANTI

355 91 518
                                    

Hai🧡

Absen dulu yukkk!!!

Siap ramaikan kolom komentar?

Lagu diatas menjabarkan sedikit kisah Rafanizan dan gadisnya.

Happy Reading ❤️❤️❤️

11. MASIH MENANTI.

"Lebih baik menunggu orang yang tepat, daripada harus menghabiskan waktu dengan orang yang salah."—Nillaksm, Rafanizan.

"Aku berharap bisa melupakanmu, tapi dilain sisi aku berharap kamu kembali."—Rafanizan Zavier Altezza.

"Cinta bisa menjadi teman terbaik dalam hidup, namun seringkali cinta menjadi musuh terkejam dalam kehidupan."—Kivan Ghaaziy Mahaprana.

"Semesta tidak selucu itu, hingga kamu harus tetap tertawa meski sesak di dada."—Odwin Ardana Caesar.

Di dunia ini semua orang tidak suka menunggu, tapi hebatnya mereka suka membuat orang menunggu. Parahnya lagi, orang yang dulu benci menunggu kini menjadi orang yang paling setia menunggu. Daun-daun berguguran satu-persatu, ranting mulai menumbuhkan dedaunan baru. Laki-laki itu masih di sini, di bawah pohon rindang dengan sebuah harapan yang sangat besar.

"Ayunan di sini udah rapuh. Dulu kamu suka main ayunan 'kan? Nanti aku perbaiki, biar kita bisa main sama-sama lagi," ucapnya menatap sendu ayunan yang dipegang. Kamu setia atau bodoh sebenarnya, Rafanizan? Tidakkah lelah menunggu?

"Kamu takut ya? Kamu takut, kalau kembali terus aku marah?" tanya Rafanizan tak ada jawaban. "Aku nggak marah, serius aku nggak marah! Jadi cepat kembali ya?" sambungnya.

Dua perempuan yang tak sengaja mendengar ucapan Rafanizan menyeritkan alisnya, mereka saling berpandangan. Seoalah mata mereka berbicara tentang situasi yang terjadi.

"Dia nggak gila 'kan? Kok ngomong sama ayunan?" tanyanya.

"Kelihatannya sih iya. Iya gila," jawab perempuan di sebelahnya.

"Samperin aja deh kalau gitu terus tanya," cewek itu nekat, baru berjalan dua langkah tangannya di tarik mundur seseorang.

"Apa sih Ky, lepas!" berontaknya.

"Gue Ammar, Kyra udah pergi duluan," sahut Ammar.

"Lah kok Kak Ammar juga di sini?" tanya cewek itu yang tak lain adalah Reine.

"Lo sendiri ngapin ke sini?" tanya balik Ammar.

"Gue sama Kyra joging," balas Reine.

"Joging sore-sore? Ngikutin Rafa 'kan lo? Ngaku aja, gue tau!" Ammar menebak. Rafanizan setiap sore akan datang ke taman ini. Meskipun ia sedang lelah, Rafanizan tak pernah melewatkan sehari tanpa datang ke tanaman ini.

"Serius gue nggak ngikutin Kak Rafa, orang gue juga kaget lihat di sini. Makanya mau gue samperin," tutur Reine.

"Jangan, mending kita susul Kyra aja," ajak Ammar. Rafanizan butuh waktu sendiri, Ammar tidak pernah menggangu aktivitas menunggu Rafanizan, ia cukup memantau dari kejauhan. Memastikan laki-laki itu tetap baik-baik saja.

"Kenapa? Gue mau nyamperin Kak Rafa!" kekeh Reine.

"Rei! Kali ini aja dengerin gue, itu pun kalau lo masih mau deket sama Rafanizan. Kalau engga silahkan samperin gue nggak akan nahan lo, tapi lo harus terima akibatnya," ujar Ammar. Terdengar nada ancaman dalam ucapannya.

Reine tidak bisa membalas ucapan Ammar, entah kenapa ia mengikuti perginya Ammar, padahal hatinya ingin sekali menghampiri laki-laki di bawah pohon rindang itu.

RAFANIZAN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang