47. RELA TAK SEMUDAH KATA (DAYS 2)

263 41 153
                                    

Hai🧡

Spam komen 💌

Happy Reading ❤️

47. RELA TAK SEMUDAH KATA (DAYS 2).

"Perihal merelakan tak ada yang mudah. Sialnya tidak ada cara terbaik untuk benar-benar merelakannya."

BRUK!

Arka melempar tasnya asal ke meja. Itu membuat Odwin yang baru tidur terbangun. Bukan itu saja, Ammar dan Kivan yang sedang mabar menghentikan permainannya.

Bahkan Rafanizan yang sedang mengerjakan latihan soal dari Bu Amel meletakkan pensilnya. Mereka semua menatap ke arah Arka.

"Kenapa lo anjir?!" seru Odwin paling merasa terganggu.

"Enak bet hidup lo, jam segini baru masuk kelas," ucap Ammar.

Arka tak masuk kelas dari jam pertama, mereka mengira Arka bolos, ternyata jam istirahat Arka masuk kelas dengan keadaan terlihat marah.

"Gue kira lu bolos, Ka," ungkap Kivan.

"Anak buah lo cepu Raf!" omel Arka pada Rafanizan. Rafanizan mengerutkan keningnya.

"Anak buah gue?" tanya Rafanizan ia belum paham ucapan Arka.

"Dia ngadu lagi ke Pak Mumud kalau gue ngerokok. Mana tadi gue di hadang di depan gerbang. Diseret gue ke ruang Pak Mumud, otomatis langsung dihukum," Arka menceritakan kesialannya hari ini.

"Siapa yang ngaduin lo ke Pak Mumud?" tanya Kivan masih tak paham.

"Ale Ale susu soda. Siapa lagi kalau bukan dia," jawab Arka membuat mereka semakin binggung.

"Anjir, siapa Ale Ale susu soda? Unik bener namanya," tukas Odwin.

"Melati, anak OSIS." Arka menarik napas dalam-dalam.

"Oh dia, bagus biar lo kapok," balas Rafanizan melanjutkan pengerjaan soal.

Arka menatap Rafanizan tak percaya. "Lo temen gue bukan sih. Lo—"

"Yang penting bukan gue atau Ammar yang ngadu. Itu kan perjanjiannya?" Rafanizan memotong ucapan Arka. Arka menurunkan telunjuknya.

"Dihukum apa lo?" tanya Ammar.

"Bersihin semua toilet di sekolah. Diawasi Ale Ale susu soda, mana bisa gue kabur," kesal Arka.

Sungguh Arka ingin melenyapkan perempuan bernama Melati Kaleena Cantika dari bumi!

"Semua toilet? Toilet cewek ada 20,  toilet cowok 25, toilet guru ada 15," tawa Odwin seketika pecah.

Ammar, Kivan, dan Rafanizan ikut tertawa, tak ada sedikitpun rasa prihatin pada temannya itu.

"Pantes lo bau tai," ujar Ammar menepuk bahu Arka.

*****

Motor sport Ammar keluar dari gerbang SMA Cakrawala. Sepanjang perjalanan tak ada yang membuka suara. Motor Ammar terhenti di sebuah toko bunga. Kyra menyeritkan alisnya.

Ammar kembali, membawa buket bunga tulip berwarna orange. Ia berikan pada Kyra.

"Nitip."

Maksudnya? Gue kira ini buat gue, batin Kyra menatap bunga yang dibeli Ammar.

Mereka melanjutkan perjalanan, mata Kyra terbuka sempurna ketika mengetahui arah jalan yang diambil Ammar. Benar dugaannya, Kyra menatap papan tulisan yang ada di depannya.

RAFANIZAN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang