29. MENJAUH & NEW FRIENDS

320 47 230
                                    

Hai🧡

Absen💗

Spam komen 💌

Happy Reading ❤️

29. MENJAUH & NEW FRIENDS.

"Yang berubah sikapnya, bukan perasaanya."

Terkadang hidup memang selucu itu, memberi sebuah harapan namun pada akhirnya dijatuhkan dengan sangat mudah. Ada yang bilang harapan bisa membuat orang kembali bersemangat menggapai sesuatu, tapi seperti itu tidak berlaku untuk Reine. Ia terlalu takut berharap.

Memperjuangkan orang yang tidak ingin kita perjuangkan itu sangatlah melelahkan. Mungkin ini waktu yang tepat untuk beristirahat. Bukan hanya tubuh yang perlu istirahat, hati pun juga memerlukannya.

Kyra merasa bersalah karena dirinya, Reine kembali terluka.

"Reine, gue minta maaf. Gue—"

"Lo nggak salah, Ky. Gue juga nggak marah sama lo. Cuma capek aja makan hati mulu," lirih Reine melanjutkan aksi menyalin tugas matematika milik Kyra. Gara-gara menangisi Rafanizan ia lupa mengerjakan tugas matematika Bu Amelia.

Amara, Reveka, dan Yira masuk kelas bersama.

"Wih tumben lo berdua berangkat pagi-pagi?" tanya Reveka.

Yira meletakkan tasnya, "Ada tugas dari Bu Amel, pasti Reine belum buat, makannya berangkat pagi-pagi, iya kan?"

Reine mengangkat wajahnya, "Pinter banget temen gue."

Amara mengeluarkan buku matematikanya, "Ky, nonton nomer tujuh, delapan, 10 UK 8 dong."

"Dibawa Reine, bareng aja kalau mau," ujar Kyra. Amara berpindah tempat duduk di samping Reine.

"Gue denger kemarin ada yang habis nonton nih, gak mau bagi-bagi cerita?" cibir Reveka.

Reine menghentikan kegiatan menulisnya, "Gak ada yang menarik. Lagi-lagi gue makan hati." Reine melanjutkan menyalin.

"Kalau udah tau makan hati mulu, kenapa masih aja suka?" tanya Reveka. Ia merasa kasihan dengan Reine, dia cantik, baik, pintar namun kisah cintanya sangat menyedihkan.

"Suka itu nggak kaya lampu, Rev. Yang mudah lo matiin dan lo nyalain semau lo. Suka sama orang harus siap terluka kapan pun," ucap Yira.
Ia sangat berpengalaman dalam hal ini.

Amara berhenti menulis, "Itu sebabnya cari cowok yang serius dan tulus susah. Karena semua cowok itu bajingan."

"Termasuk abang lo juga 'kan?" celetuk Kyra.

"Mungkin, tapi dia nggak sebajingan itu," ujar Amara. Mungkin dimata orang lain, Ammar sangat berengsek, tapi bagi Amara, Ammar hanyalah korban yang menjelma menjadi pelaku seperti dirinya. 

Reveka mencoba mencari tau sesuatu tentang Amara dan Kivan, "Kak Kivan juga banjingan dong kalau gitu? Kata lo semua cowok bajingan."

Amara cukup peka dengan arah pembicaraan Reveka.

"Nggak udah mulai deh! Please ya, gue sama Kak Kivan nggak kaya yang ada dipikiran kalian," elak Amara.

Kyra berdecak, "Lo pikir kita anak kecil yang nggak bisa paham? Kalau suka kenapa ngelak sih?"

"Ditinggal nanti nangesssss," ejek Yira.

"Mirror deh, Ky! Lo juga kalau suka Bang Ammar kenapa nolak mulu?!" Amara membalas Kyra tajam.

"Gue gak suka!" bantah Kyra.

Reine sudah selesai menyalin jawaban Kyra. "Hubungan percintaan lo itu ya, Mara, kalau gak tentang perselingkuhan ya perghostingan, kalau gak dua-duanya, atau dunia friendzone, dan kakak adik zone. Sampai hafal gue."

RAFANIZAN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang