Hai welcome back✨
Siapa yang nunggu part ini? Cung!
Siapkan komen sebanyak mungkin ya karena komen kalian semangat ku❤️
Happy Reading ❤️
67.LOVE PROOF.
"Bagian utama dalam hubungan adalah rasa percaya satu sama lain."
Cinta memang tak selalu berpihak, rindu tak selalu berujung temu, dan cinta tak selalu tentang bahagia. Sudah tiga hari Reine tak ada kabar, puluhan pesan sudah Rafanizan kirim, tak ada balasan satu pun. Bahkan kini Kyra juga tak bisa di hubungi.
Rafanizan terus mengecek ponselnya, ia nyalakan lalu ia matikan. Begitu berulang kali hingga Ammar, Kivan, Arka, Odwin, Amara, Reveka, dan Yira menatap Rafanizan. Mereka sedang makan bersama di kantin. Hari ini sudah mulai pelajaran seperti biasa.
"Masih belum dibales, Reine?" tanya Arka mencomot satu gorengan di piring Odwin.
Odwin menepis tangan Arka, "Lo udah habis lima anjir! Mau banjir minyak tenggorokan lo?!"
"Alah bacot lo," Arka tetap memakan gorengan ditangannya.
"Reine sama Kyra balik kapan sih?" Rafanizan menatap Amara, Reveka, dan Yira. Mereka bertiga saling berpandangan.
"Tanya kita nih, Kak?" Amara menunjuk dirinya sendiri lalu kedua temannya. Rafanizan menggangguk.
Reveka menyeruput jus mangga miliknya. Matanya berputar menatap sekeliling, ia tak ingin membantu Amara menjawab takut kelepasan. Yira pun tertunduk menikmati makanannya.
"Lah kenapa pada diem lo pada?" tanya Kivan heran.
Ammar menatap Amara lekat, "Gak mungkin 'kan kalau kalian gak tau? Kyra sekarang juga susah dihubungi."
Amara mengigit bibir bawahnya, "Ya itu—susah dihubungi. Makannya kita juga gak tau."
"Bahasa lo belibet! Jawab jujur," pinta Rafanizan, ia merasa ketiga perempuan ini tau kabar terbaru mereka.
"Yir, anter gue ke toilet yuk. Kebelet gue," ajak Reveka ia menelan ludahnya mendengar nada bicara Rafanizan yang memaksa mereka bicara.
Yira berdiri. "Duduk lo pada! Nyembunyiin apa sih?!" tanya Ammar sungguh penasaran.
"Enggak ada, orang mau ke toilet masa gak boleh," gerutu Reveka.
Odwin menatap Yira, "Yir, yakin dari kalian gak ada yang tau?"
"Kok jadi tanya ke gue? Tanya ke Amara aja tuh," tunjuk Yira pada Amara.
Amara melotot. "Temen laknat lo! Gue gak tau! Tanya Reveka tuh."
"Lempar batu sembunyi tangan yee lu, Ra!" Reveka menatap tajam Amara.
"Daripada kalian saling lempar mending jawab jujur deh. Kalian tau kabar Reine gak?" tanya Kivan pelan, lembut, dan tak menuntut.
"Tau!" kompak mereka bertiga dengan rasa kesal masing-masing.
Lima cowok itu menggangguk. "Berapa hari mereka di sana?" tanya Ammar.
"Tiga!" jawab mereka bersamaan lagi. Lalu hening beberapa menit. Semua otak mulai mencerna jawaban Amara, Reveka, dan Yira.
"Tiga? Artinya mereka udah balik?" tanya Rafanizan sedikit menuntut jawaban.
Seketika Amara, Reveka, dan Yira saling menatap. Mereka menggerutui diri sendiri.
"Iya!"
"ENGGAK!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFANIZAN [END]
Teen Fiction"𝓓𝓾𝓪 𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓲𝓷𝓰𝓲𝓷 𝓫𝓪𝓱𝓪𝓰𝓲𝓪 𝓫𝓮𝓻𝓼𝓪𝓶𝓪, 𝓽𝓮𝓽𝓪𝓹𝓲 𝓼𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪 𝓶𝓮𝓷𝓰𝓲𝓻𝓲𝓷𝓰𝓲𝓷𝔂𝓪 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓼𝓪𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓽𝓮𝓻𝓵𝓾𝓴𝓪." - 𝐍𝐢𝐥𝐥𝐚𝐤𝐬𝐦, 𝑅𝒜𝐹𝒜𝒩𝐼𝒵𝒜𝒩. "Bertemu denganmu adalah ketidaksengajaan y...