Hai🧡
Absen dulu sini 💘
Spam komen lagi 💓
Happy Reading ❤️
22. DIA KEMBALI?
"Nikmatilah masa-masa sekarang ini. Kita terlalu muda untuk patah hati."
Semua orang bersenang-senang malam ini. Sorak heboh dan nyanyian terdengar di mana-mana. Semua orang ikut bernyanyi ketika Tulus membawakan lagu tukar jiwa. Ini sangat menggambarkan perasaannya pada Rafanizan. Reine spontan mengenggam tangan Rafanizan.
Saat tiba di bagian yang ditunggu-tunggu—reff. Reine ikut bernyanyi sambil memandang Rafanizan seolah sedang berbicara dengannya lewat lirik lagu itu.
Anehnya Rafanizan tidak melepaskan genggaman tangan Reine seperti biasanya.
Coba sehari saja, satu hari saja kau jalanin diriku.
(Kau akan mengerti)
Kau akan mengerti bagaimana ku melihatmu.
Mengagumimu.
Menyayangimu.
Dari sudut pandangku.
Dari sudut pandangku.
Aku kehabisan cara 'tuk gambarkan padamu.
Kau di mata dan di pandanganku.
Seandainya satu hari bertukar jiwa.
Kau akan mengerti dan berhenti
Bertanya-tanya.Rafanizan terdiam cukup lama mendengar suara Reine yang terdengar nyaman di telinga. Tanpa sadar bibir itu terangkat dan tersenyum lebar. Ia ikut menikmati musik, perpaduan suara Tulus dan nyamannya suara Reine.
Reine mengangkat sudut bibirnya, ia berhasil membuat Rafanizan tersenyum, benarkah ini? Tidak mimpi 'kan? Reine sangat senang, sangat!
"Gitu dong Kak, senyum. Udah lama gue nunggu lo senyum selebar ini," ucap Reine sedikit teriak karena suara musik yang keras.
Rafanizan berbalik badan menatap Reine, "Sorry, soal kata-kata gue kemarin. Gue gak ada maksud apa-apa, maaf kalau lo sakit hati karena ucapan gue."
Mata Reine memanas, benarkah didepannya ini laki-laki yang ia sukai? Kenapa berubah menghangat seperti ini? Apa kulkas 100 pintunya sudah mencair?
"Kenapa nangis? Gue salah lagi?" tanya Rafanizan, ia tak mengerti.
Reine menggeleng, ia menghapus air matanya yang turun. Reine melangkah, dengan cepat memeluk erat Rafanizan, hal itu mengejutkan banyak orang termasuk Rafanizan sendiri.
Griska yang tak terima ingin memisah mereka namun tangannya dihalangi oleh Arka.
"Gak usah bikin kekacauan!" tegur Arka. Griska semakin mengerutu pada Reine yang seenaknya memeluk Rafanizan.
Tangan Reine semakin erat memeluk tubuh Rafanizan, rasanya tak ingin melepaskan pelukan ini.
"Sakitnya udah ilang kok, langsung disembuhin sama yang kasih luka, masa gak sembuh."
Tangan Rafanizan masih diam tak berkutik, entah kenapa tubuhnya tak menolak, membiarkan Reine memeluknya. Padahal pikiran Rafanizan mengatakan hal ini seharusnya tidak terjadi.
"Gue sayang banget sama lo, Kak, bahkan kata pun tak mampu menjelaskannya. Gue tau, gue mungkin bukan tipe lo. Berkat lo gue mau jadi lebih baik. Sayang banget sama lo," ucap Reine. Ia mengungkapkan perasaan yang sangat mengganggunya akhir-akhir ini. Dan tentu ia merasa lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFANIZAN [END]
Teen Fiction"𝓓𝓾𝓪 𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓲𝓷𝓰𝓲𝓷 𝓫𝓪𝓱𝓪𝓰𝓲𝓪 𝓫𝓮𝓻𝓼𝓪𝓶𝓪, 𝓽𝓮𝓽𝓪𝓹𝓲 𝓼𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪 𝓶𝓮𝓷𝓰𝓲𝓻𝓲𝓷𝓰𝓲𝓷𝔂𝓪 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓼𝓪𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓽𝓮𝓻𝓵𝓾𝓴𝓪." - 𝐍𝐢𝐥𝐥𝐚𝐤𝐬𝐦, 𝑅𝒜𝐹𝒜𝒩𝐼𝒵𝒜𝒩. "Bertemu denganmu adalah ketidaksengajaan y...