BAGIAN 3

2.6K 401 17
                                    

Ucapan guntur mampu membuat Zayn dibuat kesal, kenapa Guntur punya pemikiran seperti itu? Sepertinya Dia memiliki tingkat intelegensi yang baik. Jadi semua orang mudah dicurigainya. Tapi apa yang harus dicurigai dari Zayn? Zayn memilih diam, berpura-pura tidak mendengar ucapan Guntur. Beruntungnya Guntur tidak lagi bertanya hal-hal yang seperti itu kepada Zayn.

Aina memang sosok perempuan yang mungkin berbeda dengan kebanyakan Wanita lainnya. Aina memiliki sifat yang keras, ingin bebas dari tekanan yang menjeratnya iya itulah Aina dimata Zayn.

Perjalanan dari Jakarta Sentul lumayan jauh mungkin sekitar 50 Km kurang. Entah apa sebenarnya tujuan mereka ke sana, apakah tujuan mereka baik nantinya. Setelah perjalanan hampir satu setengah jam akhirnya mereka sampai di Bogor dengan selamat. Mereka terlebih dahulu menepi ke sebuah restoran, mungkin untuk sekedar meringankan Pundak yang pegal.

Mereka kemudian masuk kedalam restoran, sesekali Zayn yang curi-curi pandang melihat Aina, Guntur yang melihat itu hanya tersenyum miris. Memang omongan lisan dengan kata hati memang jauh berbeda. Sambil menunggu pesanan, semua fokus akan ponsel di genggaman maising-masing. Sampai-sampai Zayn yang duluan membuka suara.

"Kita sebenarnya ke Sentul buat apa?" tanya Zayn, semua spontan melirik bingung arah Zayn, jadi selama perjalanan Jakarta-Bogor Zayn tidak tahu tujuannya akan apa?

"Jadi Lo ngikut kesini enggak tahu apa-apa Zayn?" Tanya Fahmi, Zayn menggeleng. Semua menghela nafas pasrah. Punya teman ganteng IQ jongkok.

"Lah Gue kira mau kulineran, atau touring doang gitu." Jawab Zayn terkekeh pelan tanpa merasa berdosa.

"Kita mau balas dendam sama mantan pacarnya Aina."Jawab Guntur

"Si Aditya itu?" Tanya Zayn memastikan, Guntur mengangguk mengiakan pertanyaa Zayn. Iya Guntur dan Fahmi itu layaknya Kakak untuk Aina. Apapun yang terjadi dengan Aina Guntur dan Fahmi pasti setia didepan melindungi Aina.

"Iya, Dia duluannya yang bikin ribut, beraninya Dia selingkuhin Aina...dan parahnya setelah berbulan-bulan ninggalin Aina, Dia ngajak balikan, maksa lagi...kebetulan Gue lihat waktu di depan Café, Gue tonjok langsung aja Dia." Terlihat wajah geram Guntur, tanganya mengepal kuat, ingin rasanya menghabisi orang yang Bernama Aditya Itu.

"Terus?" tanya Zayn menaikan satu alisnya.

"Dia marah, neror Gue sama Aina terus, Gue tanya maunya apa dong, Dia malah ngegas...Lah Gue tantangin balik buat balapan." Jawab Guntur, benar-benar setia kawanya baik sekali mereka demi melindungi Aina, tapi apakah tidak ada acara lain selain balapan? Diajak pengajian begitu, pasti dua jam pengajian mata meraka sudah mulai berat. Bukan begitu?

Terlihat wajah berbeda dari Guntur, "Dia setuju, walaupun kalau Dia menang, Aina harus balikan sama Dia." Ucap Guntur lesu.

"Jadi taruhannya Aina?" tanya Zayn memastikan, Guntur mengangguk. Membuat Zayn seketika mengela nafas berat. Kenapa harus ada taruhannya, Aina lagi yang jadi bahan taruhan.

"Gila." Ucap Zayn menyugar rambutnya hitamnya. Terlihat keterkejutan dan wajah frustasi Zayn, ada raut kekawatiran yang terlihat.

"Kenapa Lo kelihatan kawatir banget Zayn, padahal Aina biasa saja , jangan-jangan Lo enggak rela, Aina sama Aditya?" Ucap Guntur menggoda Zayn, Zayn tidak membalas dengan ucapan melainkan dengan isyarat mata yang mendelik tajam arah Guntur, membuat Guntur sedikit was-was dengan tatapan Zayn. Tidak berselang lama, pesanan Mereka datang ke meja. Zayn terlihat tidak berselera melihat warna-warni makanan yang menggiurkan tersebut. Entah kenapa nafsu makannya hilang begitu saja. Apak arena Aina yang akan kembali dengan mantanya nanti? Entahlah.

Senja berganti warna, kini mereka tengah diperjalanan menuju sirkuit Sentul yang sudah mereka sewa, dari pada kebut-kebut dijalan, disirkuit sajalah. Namun saat perjalanan hamper dekat denga sirkuit tiba-tiba dari belakang montor Guntur di srempet dengan sengaja, membuat Guntur yang tidak siap akhirnya goyah dan jatuh di tepi jalan.

Janji Syawal #1 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang