BAGIAN 29 B

1.9K 409 117
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamualaikum Wr Wb

Berhubung hari ini Saya libur, yang minta Up part 2 saya turutin ini! Wkwk awas baper!

_____

Zayn memutuskan itu kembali ke tempat acara, Ia ingin merasa bodo amat. Tapi sekian banyak tamu akan sulit menemukan Syawal, pakai acara ponsel ketinggalan. Zayn mengambil kopyah di dalam tasnya dan memakainya.

Zayn bernafas lega ketika melihat sosok yang tidak asing. Ia langsung saja menghampiri wanita yang sedang asyiknya meminum es kelapa muda, karena di acara ini banyak penjual makanan dari luar pesantren.

"Dicariin kemana tahu – tahunya di sini, seger ya panas-panas minum es kelapa, sementara kepala saya udah mau mendidih nyariin kamu." Sahut Zayn dengan wajah dingin. Sementara Syawal hanya nyengir menampakan senyumnya.

"Ngapunten nggih, Gus."

"Masuk!"

Terlihat Syawal mengangguk dan membayar es kelapa muda yang ia minum. Ia kemudian berjalan di belakang Zayn.

"Saya di sini saja, Gus." Ucap Syawal Ia hendak duduk lesehan bersama santri pesantren melihat layar lebar menyaksikan Ning dan Gusnya menikah.

"Itu buat Santriwan, Ning. Santriwati tempatnya di belakang." Entah Zayn semakin kesal dengan wanita satu ini, sampai tak sadar memanggil Syawal dengan sebutan Ning.

"Iya sudah Ana ke belakang saja, Gus." Sahut Syawal, keras kepala juga Ia ternyata.

Zayn menatap tajam Syawal, "Masuk!"

Syawal terpaksa masuk ke dalam tempat acara, dari pada disemprot lagi. Terlihat megah tenda acara pernikahan ini. Walaupun di outdoor tapi serasa di indoor suatu gedung dengan dekorasi gold dan putih.

"Ada undangannya, Mas?" tanya seorang pagar ayu yang bertugas menerima tamu.

"Abdi ndalem Gus Zafran." Sahut Zayn sambil menunjukan buku undangan atas nama Zafran, pagar ayu tersebut mengangguk dan mempersilahkan Zayn dan Syawal.

"Kenapa malah abdi ndalem, beliau kan Putranya?" batin Syawal. Kenapa Zayn tidak mengatakan jati diri yang sebenarnya. Bodo amatlah!

"Gus Zayn kan?" tanya seseorang berseragam batik, mungkin Ia panitia.

Zayn menganggukkan kepalanya, "Iya."

"Saya di minta Kyai Ali, manggil Gus buat nggantiin Qori yang berhalangan hadir, Gus." ucap Bapak tersebut.

"Saya engga bisa, Pak. Mohon maaf, mungkin Kang Santri sini adalah yang tilawahnya bagus." Ucap Zafran, bukan tidak mau hanya, Ia hanya tamu saja.

"Ini perintah dari Kyai Ali atas rekomendasi Gus Zafran." Kalau sudah ada perintah mereka Zayn tidak bisa menolak. Mau harus mau, Ia terima itu.

"Iya sudah, Pak." Sahut Zayn.

"Alhamdulilah, Gus sama Ning duduk di depan saja ... nanti biar mudah mencarinya." Ucap Bapak tersebut. Syawal bertanya-tanya siapa yang dimaksud Ning, hanya ada dirinya dan Zayn dihadapan Bapak tersebut.

"Saya, Pak?" tanya Syawal menunjuk dirinya sendiri, ia masih terlihat bingung.

Bapak tersebut mengangguk, "Iya, Ning."

Zayn mencondongkan badannya ke arah Syawal, reflek Syawal mundur selangkah, "Iyain aja biar saya enggak kelihatan jomblo banget."

Bisa-bisanya ambil kesempatan dalam kesempitan. Modus!

Janji Syawal #1 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang