Assalamualaikum Wr Wb
بسم الله الرحمن الرحيم
Yok Sholawat riyen lur...!!!
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Yang uwu-uwuan enggak Diskip, masa solawat Diskip si:v...diputar aja dulu!🤗
Selamat memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.
Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan Utama.
***
Zayn segera menghubungi Om Adya untuk menanyakan apakah Aina diperkenankan mondok di sini atau tidak. Beberapa kali menghubungi Om Adya namun Sayang tidak di angkat olehnya. Aina terus was-was semoga Papanya tidak mengangkat telpon itu setidaknya Ia tidak jadi mondok di pesantren ini. Apa kabar motornya nanti? Pikir Aina. Zayn tidak gentar untuk menghubungi Om Adya. Setelah beberapa kali mencoba akhirnya, tersambung juga."Assalamualaikum Om." Ucap Zayn saat wajah Om Adya terpampang dalam layar ponselnya.
"Biar Abi yang bicara!" Ucap Zafran, Zayn mengangguk lalu memberikan ponselnya kepada Sang Abi.
"Assalamulaikum Pak Adya, Saya Zafran Ayah dari Zayn." Ucap Zafran tersenyum, berbeda sekali dengan Zayn, yang terlihat hampir putus asa.
"Waalaikumsalam Pak Zafran, bagaimana Pak?" Tanya Pak Adya dari sambungan video Call tersebut.
"Menurut Saya Aina terlalu dini untuk di nikahkan, Pak... Ia masih bisa belajar, masih bisa mengejar karier dan cita-cita, Saya tahu Bapak dari kalangan berada...Saya tahu ini bukan masalah materi, tapi masalah psikis Aina Pak, Zayn Saya rasa juga sama, walaupun kelihatannya dewasa tapi Dia masih manja sama Ummanya Pak." Jawab Zafran sebijakasana mungkin, agar tidak ada perselisihan nantinya.
"Tapi bukankah pernikahan mencegah atau menghindari Zina Pak? Aina juga bisa belajar dari Zayn nantinya, Saya kira Bapak tahu." Sanggah Adya.
"Iya betul Pak, tapi banyak hal untuk menghindari Zina, banyak hal beribadah yang pahalanya juga besar, Di pesantren punya keamana kuat, di sini setiap hari pasti ada kegiatan, pastinya jarang bertemu lawan jenis saking banyaknya kegiatan yang positif di sini, Iya pahala menikah memang besar, tapi apakah memaksa anak 18 tahun menikah apakah itu tindakan yang benar Bapak?" Jawab Zafran sebenarnya kesal dengan seorang Ayah yang bersifat otoriter terhadap anak. Terlihat wajah Pak Adya yang mungkin sedikit tersentak dengan ucapa Zafran.
"Terus Saya harus bagaimana, Aina itu anaknya sulit diatur." Jawab Pak Adya.
"Bagaimana kalau Aina dipondokkan di sini? di sini juga ada Kakak Saya pengurus pondok putri An-Nawawi." Satan Zafran.
"Enggak Pah, Aina enggak mau." Sahut Aina kersa, hendak merebut ponsel dari Zafran namun dihalangi oleh Budhe Kanaya. Aina makin dibuat kesal karena itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Syawal #1 (End)
Teen FictionSequel Presma pesantren, bisa dibaca terpisah. Ketika menjadi berbeda itu pilihan, termasuk anak kembar. Punya perbedaan juga, dan juga tak harus di samakan Bukan? "Gue disini hanya ingin menyalurkan kebahagian Gue, kenapa harus seperti ini yang Gue...