Haii semua!!
Sebelum baca, aku ingetin lagi ya
Jangan lupa vote dan coment!!!Bagaimana kabar kalian?
Semoga tetap sehat semuanya ya.Dalam keadaan pandemi seperti ini, kalian semua jaga kesehatan ya, selalu patuhi protokol kesehatan supaya terhindar dari Virus Covid-19.
Stay save semua💗
*
*
*Happy Reading!!
Bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Semua murid yang berada di kelas berhamburan keluar. Termasuk juga dengan Zila dan Syifa.
"Gue masih ada janji, lo duluan aja" ucap Zila sambil melihat jam yang bertengger di tangannya.
"Sama... Anggatha?" Syifa menaikkan satu alisnya menatap sahabatnya. Zila hanya berdehem menanggapi ucapan Syifa.
"Gue temenin aja ya? Gue takut lo kenapa kenapa"
"Nggak usah, lo pulang aja. Gak bakal ada yang berani ngapa ngapain gue" Zila menampilkan senyumnya kepada Syifa. Zila tahu jika sahabatnya itu khawatir dengan dirinya.
"Ya udah deh kalau gitu, nanti kalau ada apa apa langsung hubungi gue"
"Iya, udah sana nanti ditungguin pak sopir lo"
"Iya, bye! Gue pulang" Syifa berjalan meninggalkan Zila.
Sesuai dengan ucapan Anggatha, saat ini Zila tengah menyusuri lorong. Suasana terlihat sangat sepi, hanya ada beberapa anak yang masih berada di sekolah. Sekedar mengerjakan tugas atau mengikuti ekstrakurikuler.
Zila terus berjalan menaiki tangga hingga berakhir di rooftop. Entah mengapa dengan dirinya, kenapa mau saja menuruti ucapan Anggatha.
"Ada apa?" Tanya Zila ketika sudah menginjakkan kakinya di rooftop. Anggatha membalikkan badan dan mendekat ke arah Zila.
"Ada apa?" Tanya Zila sekali lagi dengan malas. Sedangkan Anggatha hanya menatap Zila dengan menampilkan senyumnya.
"Ck, cepetan ada apa? Gue mau pulang" decak Zila karena pertanyaannya tidak direspon oleh Anggatha.
"Kalau lo nggak mau ngomong ya udah gue yang tanya duluan"
"Sebenarnya maksud lo apa bilang kalau gue pacar lo? Lo sadar gak sih dengan begitu lo buat rumor, dan lo tau gimana julidnya para cabe cabean pengikut lo itu? Yang kena imbasnya gue tau nggak!" Zila melipat kedua tangannya di depan dada memutar bola matanya jengah.
"Itu bukan rumor" sarkas Anggatha.
"Hey? Lo bilang kalau gue pacar lo, dan itu bukan rumor? Lo gila ha?" Ucap Zila terkekeh garing.
"Gue mau lo jadi pacar gue!"
"Ha?" Zila mengernyitkan dahinya menatap Anggatha dengan bingung. Zila mencoba mencerna kalimat yang barusan dilontarkan Anggatha.
"Gak ada penolakan!" Ucap Anggatha dengan tegas dan penuh penekanan.
"Nggak mau, lo udah gila nyuruh gue jadi pacar lo?"
"Nggak"
"Terus ngapain lo nyuruh gue jadi pacar lo?" Anggatha tersenyum miring kepada Zila tanpa ingin membalas pertanyaan gadis itu.
"Pokoknya gue nggak mau jadi pacar lo!" Ucap Zila dengan manatap serius dan menunjuk Anggatha menggunakan jari telunjuknya.
Anggatha memegang jari telunjuk gadis di depannya yang baru saja berani menunjuknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGATHA
Teen FictionAnggatha Malviano, atau biasa dipanggil Anggatha. Merupakan Ketua Arvagos yang disegani oleh semua murid SMA Garuda. Keberanian, rasa solidaritas dan rasa tanggung jawab yang besar. Membuat dirinya dipilih untuk menjadi ketua. Ketua geng motor yang...