Hai semua!!!
Jangan lupa vote dan coment!!
*
*
*Happy Reading!!
Upacara bendera dibubarkan beberapa menit yang lalu. Semua berhambur kembali ke kelas masing-masing. Tetapi berbeda dengan Anggatha yang masih berdiri hormat menghadap tiang bendera. Benar, untuk ke sekian kalinya laki-laki itu telat dan dihukum.
Pak Agus berjalan mondar-mandir menatap tajam Anggatha. Memukul penggaris panjang di tangannya. Membuat Anggatha terus meneguk silvanya dengan susah payah. Takut penggaris itu akan melayang di pantatnya.
"Pak, santai aja dong, nggak capek apa mondar-mandir kaya setrika" ucap Anggatha yang pusing melihat Pak Agus berjalan mondar-mandir di depannya.
"Sudah berapa kali saya bilang, kalau Senin itu berangkat lebih awal karena ada upacara"
Ceplass
"Eh, anjiing, astagfirullah" ucap Anggatha terkejut ketika mendengar suara penggaris yang dipukul ke lantai lapangan.
"Kenapa kamu?" Tanya Pak Agus kepada Anggatha yang sedang menatapnya ketakutan.
"Ehm, anu, saya anu pak, ehm itu sa--"
Pak Agus menghela nafasnya lalu berkata, "Akhirnya ketangkep juga ini tawon" Pak Agus menatap ujung penggaris yang terdapat tawon mati di sana.
"Anjing, gue pikir pemanasan mau mukul gue" umpat Anggatha lirih menatap kesal Pak Agus.
"Apa kata kamu?" Tanya Pak Agus beralih menatap Anggatha bingung.
"Ah, nggak kok pak" ucap Anggatha menyengir kuda.
"Kenapa kamu tadi telat lagi?"
"Saya tadi ketiduran pak, jadi telat sampai di sekolah"
"Kerjaan kamu cuman molor terus, mau jadi apa nanti?" Ucap Pak Agus berkacak pinggang menatap Anggatha yang berdiri tepat di hadapannya.
"Jadi manusia lah pak"
"Astagfirullah, saya pusing bagaimana cara ngadepin kamu"
"Kalau pusing minum obat pak habis itu istirahat"
"Terus siapa yang jaga kamu?"
"Nggak perlu dijaga pak, saya bisa sendiri"
"Yang ada kamu kabur"
"Oh ya pastinya pak, daripada capek-capek berdiri di sini"
"Untung kamu anaknya Pak Ardi, kalau bukan sudah saya keluarkan kamu" ucap Pak Agus menghela nafasnya kasar.
"Ck, males lah bapak bawa-bawa jabatan, saya nggak suka pak kalau bapak bersikap spesial kepada saya cuman gara-gara saya anak pemilik sekolah" decak Anggatha menampilkan wajah malasnya.
"Saya bingung dengan kamu. Sebenarnya kamu itu baik, tetapi kenapa yang cuman kamu tunjukkan sifat bandel kamu? Kamu itu pintar, tetapi kenapa kamu selalu buat ulah dan tidak pernah mendengarkan nasihat guru?"
"Lagi malas aja pak"
"Saya tau kamu itu anak pintar, buktinya nilai kamu selalu bagus dan kamu juga selalu masuk tiga besar"
Saya dapat juara pun pasti nggak pernah dihargai juga pak - batin Anggatha
"Malah curhat, ini hukuman saya selesainya kapan pak?" Ucap Anggatha yang ingin segera mengakhiri hukumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGATHA
Teen FictionAnggatha Malviano, atau biasa dipanggil Anggatha. Merupakan Ketua Arvagos yang disegani oleh semua murid SMA Garuda. Keberanian, rasa solidaritas dan rasa tanggung jawab yang besar. Membuat dirinya dipilih untuk menjadi ketua. Ketua geng motor yang...