24. Zilong

1.9K 71 0
                                    

Hai semua!!!

Jangan lupa vote dan coment!!

*
*
*

Happy Reading!!

Zila tengah menyusuri lorong kelas sendirian untuk menuju ke kelasnya. Sudah biasa baginya seperti ini. Karena sahabatnya itu selalau saja berangkat lebih siang darinya. Zila Bersenandung kecil, menikmati harinya yang cerah. Zila merasa sangat senang hari ini.

"Selamat pagi pacar!" Ucap Anggatha menghampiri Zila dan merangkul bahu gadis itu dari belakang.

"Pacar pacar, gue bukan pacar lo!" Zila menepis tangan Anggatha dan menatapnya malas.

"Nggak boleh gitu sama pacar sendiri"

"Dih, lo bukan pacar gue!"

"Tapi lo pacar gue"

"Maksaan banget jadi orang"

"Nggak pa-pa yang penting sayang"

"Tapi gue nggak sayang sama lo!" Ucap Zila dengan tertawa mengejek Anggatha.

"Lihat aja, nanti lo bakal sayang juga sama gue, bagaimanapun caranya lo pasti akan jatuh cinta sama gue" Anggatha menaikkan satu alisnya dengan tersebut percaya diri.

"Ngarep banget lo, nggak akan terjadi semua itu!" Anggatha hanya tersenyum menanggapi ucapan Zila.

"Lo udah sembuh, kok udah sekolah?" Tanya Zila kepada Anggatha yang berjalan di sampingnya.

"Khawatir banget hm?" Anggatha menaikkan satu alisnya tersenyum miring kepada gadis itu.

"Ck, terserah!" Ucap Zila lalu berjalan mendahului Anggatha.

"Tungguin gue zilong!" Teriak Anggatha berlari kecil menghampiri Zila dan berjalan di samping gadis itu.

"Ck, apaan sih jauh-jauh dari gue"

"Nggak mau, gue maunya deket-deket sama pacar gue" Anggatha menaik turunkan alisnya tersenyum kepada Zila.

"Ya sana deket-deket sama pacar lo, kenapa deket-deket sama gue?"

"Lo kan pacar gue"

"Nggak, gue bukan pacar lo!" Ucap Zila dengan penuh penekanan menatap sengit Anggatha.

"Ingat kesepakatan awal dong?" Anggatha menaikkan satu alisnya tersenyum miring kepada gadis itu.

"Lo ketua Arvagos tapi nggak ada cowok-cowoknya ya, sukanya ngancem cewek terus"

"Yang penting lo nurut, semua selesai"

"Gue bukan babu lo yang harus ngikutin semua perintah lo!" Ucap Zila menunjuk Anggatha dengan jari telunjuknya.

"Gue nggak nyuruh lo, tapi lo harus ingat kesepakatan awal!"

"Janji ditetapi, bukan diingkari sayang" ucap Anggatha mengembangkan senyumnya menunjuk hidung Zila.

"Gue nggak pernah janji sama lo!" Zila menepis tangan Anggatha dan menatapnya dengan sengit.

"Kesepakatan awal lo bakal nurutin semua permintaan gue. Jadi, tururi aja mau gue kalau lo mau aman dari anak Arvagos"

"Oke, gue bakal nuruti asal nggak macam-macam dan semuanya selesai"

"Nggak akan selesai kalau yang bilang selesai bukan gue"

"Bangsat! Itu namanya lo menang banyak!"

"Gimana hm?"

Zila tidak menghiraukan pertanyaan Anggatha dan berjalan mendahuluinya menuju ke kelas. Menanggapi Anggatha tidak akan ada habisnya. Yang ada malah membuatnya darah tinggi karena menguras emosi.

ANGGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang