47. Sadar

1.3K 48 2
                                    

Hai semua!!!!

Aku balik lagi nihh!!!!

Jangan lupa buat vote dan coment sebanyak-banyaknya yaaa!!!!

*
*
*

Happy Reading!!

Begitu banyak luka yang ia tutupi dan ia hiraukan, yang akhirnya membuat dirinya tersakiti sendiri.

- Rama Aldinata


Di sebuah tempat spesial milik Anggatha terlihat ada seorang gadis tengah duduk di atas tanah sambil memandangi langit mendung sore ini. Beberapa kali air mata yang ia tahan tidak bisa dibendung lagi. Kini tangis yang ia tahan, tumpah semuanya membasahi kedua pipi gadis itu.

"Gue mohon lo cepat bangun dari koma Anggatha" ucap Zila sambil memegang kalung yang ia kenakan. Kalung pemberian Anggatha beberapa bulan lalu.

"Gue tau lo cape menghadapi semua yang ada di dunia ini, tapi gue mohon banget lo bangun"

"Udah lima hari lo koma, apa lo nggak cape tidur terus hm?"

"Lo nggak kangen sama gue?" Ucap Zila yang terus berceloteh mengharapkan Anggatha segera bangun dari koma. Walaupun saat ini Anggatha tidak ada di hadapannya.

"Gue kangen banget sama lo Tha.."

Zila terdiam sambil melihat kalung cantik pemberian dari Anggatha. Melepas kalung tersebut dan menatapnya dengan lekat. Air mata gadis itu tidak berhenti, tetap mengalir dengan deras membasahi pipi chuby miliknya. Teringat bagaimana kisahnya dengan Anggatha sebelum lelaki itu koma. Anggatha sangat baik kepadanya sampai saat ini. Kenangan yang tidak akan pernah Zila lupakan.

"Lo nggak mau menghancurkan semua kenangan yang udah kita buat kan Tha?" Ucap Zila menatap kalung yang ia pegang di depan muka.

"Lo harus bangun Tha, semua kenangan yang udah kita buat nggak hancur sia - sia"

"Gue sayang lo Anggatha Malviano"

Drrttttt

Suara ponsel yang ia letakkan di samping membuyarkan lamunan Zila. Gadis itu mengambil ponsel miliknya dan mengangkat panggilan tersebut.

"Halo" ucap Zila mengawali pembicaraan tersebut.

"Halo Zil, lo dimana?" Tanya seseorang yang berada di seberang sana, tidak lain dia adalah Andre.

"Gue di luar, ada apa?"

"Anggatha kritis Zil"

"Beneran? Ya udah gue langsung ke sana" ucap Zila dengan terkejut ketika mendengarkan ucapan seseorang yang di seberang sana.

"Iya, hati - hati di jalan Zil" ucap Andre mengakhiri telefon tersebut.

Dengan wajah panik Zila mematikan sambungan tersebut dan menautkan kembali kalung itu di leher jenjangnya. Air mata yang sempat berhenti kini meluncur dengan deras membasahi pipinya. Zila berlari meningalkan tempat tersebut.

"Gue mohon Tha, jangan tinggalin gue" ucap Zila sambil berlari meninggalkan tempat tersebut.

••••••

Saat ini semua tengah berkumpul berdiri di dekat ranjang Anggatha. Baru saja dokter Ridwan keluar dari ruangan tersebut setelah keadaan Anggatha kembali normal. Semua menghela nafasnya mengetahui Anggatha baik - baik saja, walupun saat ini lelaki itu masih belum juga membuka matanya.

ANGGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang