Hai semua!!!
Terimakasih buat yang udah mampir dan baca cerita Anggatha💗
Jangan lupa vote dan coment!!
*
*
*Happy Reading!!
Matahari sudah menampakkan diri dari timur. Tetapi gadis berambut hitam itu masih setia memejamkan mata dan bergulung di bawah selimut. Masih setia bergelut dengan mimpinya.
"Zila bangun! Udah siang Zil!" Ucap Mila membangunkan anaknya.
"Euhm" lenguh Zila yang merasa terganggu. Tetapi gadis itu masih enggan untuk membuka mata.
"Bangun! Ini udah siang, kamu mau tidur sampai jam berapa?"
"Iya bunda, ini Zila bangung bund"
"Bangun apa? Masih merem gitu, cepetan bangun!" Mila menarik paksa selimut yang digunakan Zila.
"Cepetan bangun sayang, nggak malu apa sama ayam yang dari subuh udah bangung"
"Iya bunda, ini Zila bangun bund" Zila yang sudah tidak tahan lagi mendengar omelan bundnya memilih bangkit dari tidurnya.
"Habis itu ke bawah, kita sarapan" Zila hanya berdehem menanggapi ucapan Mila.
"Jangan tidur lagi!"
"Astagfirullah, nggak bund, Zila udah bangun ini" bentakan Mila berhasil membuat Zila terbangun dengan sempurna.
"Iya, habis itu ke bawah ya" ucap Mila lalu berjalan keluar kamar.
Zila mengucek matanya, menyesuaikan cahaya yang ada di dalam kamarnya. Setelah nyawanya benar-benar terkumpul, Zila bangkit dari duduknya lalu berjalan ke kamar mandi. Hanya sekedar menggosok gigi dan mencuci muka.
Setelah selesai bersiap-siap Zila menuruni tangga menuju ruang makan. Di sana terlihat ayah dan bundanya yang sudah siap. Zila menghampiri kedua orangtuanya.
"Pagi yah, bund"
"Pagi sayang" ucap Aska - ayah Zila dengan menampilkan senyumnya.
"Mau sarapan nasi apa roti?" Tanya Mila kepada Zila.
"Zila mau roti aja deh, sama susu sekalian" Mila mengangguk menyiapkan roti dengan selai coklat kesukaan Zila dan juga segelas susu putih.
"Makasih bunda" ucap Zila ketika menerima roti dan segelas susu.
Mereka bertiga menyantap makanan masing-masing dengan tenang. Hanya dentingan sendok yang terdengar.
Zila merasa paling bahagia jika berada di samping Aska dan Mila. Zila sangat sayang kepada kedua orangtuanya. Keluarga mereka begitu harmonis membuat siapapun yang melihatnya merasa damai.
"Oh iya, yah bund Zila hari ini ijin mau main sama Syifa" ucap Zila di sela-sela kegiatannya.
"Mau naik apa? Mobil kamu masih diperbaiki di bengkel" ucap Aska.
"Nanti Zila dijemput Syifa kok yah"
"Oh ya udah, hati hati ya"
"Siap pak bos!" Zila mengangkat tangan kanannya hormat kepada Aska. Aska dan Mila yang melihat tingkah laku anaknya tersenyum. Dari kecil sampai sekarang Zila tidak berubah. Selalu saja membuat mereka berdua tertawa.
"Zila udah selesai, kalau gitu Zila mau siap-siap" pamit Zila diangguki kedua orangtuanya.
Zila berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Terlihat jam di dinding kamarnya menunjukkan angka 9. Zila langsung bergegas ke kamar mandi dan melaksanakan ritual mandinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGATHA
Teen FictionAnggatha Malviano, atau biasa dipanggil Anggatha. Merupakan Ketua Arvagos yang disegani oleh semua murid SMA Garuda. Keberanian, rasa solidaritas dan rasa tanggung jawab yang besar. Membuat dirinya dipilih untuk menjadi ketua. Ketua geng motor yang...