49. Pulang

1.8K 67 16
                                    

Haii semuaaa!!! Aku balik lagiii!!!

Udah lama nggak up yaa, maaf udah buat kalian nunggu lamaa

Nggak usah berlama-lama, langsung aja cusss bacaa!!

Jangan lupa buat vote dan coment yaaa!!!

*
*
*

Happy Reading!!

Anggatha berbaring di atas brankar ditemani oleh zila yang duduk di sampingnya. Gadis itu sekarang merasa seperti memiliki anak bayi. Bagaimana tidak? Anggatha dari tadi terus berbuat manja kepadanya. membuat semua yang berada di situ menggelengkan kepalanya. Kemana kegarangan ketua Arvagos itu.

“Mau minum dulu nggak?" Tanya zila kepada Anggatha, gadis itu sedang membantu Anggatha makan.

“Boleh” Mendengar jawaban Anggatha, Zila mengambil gelas yang berada di atas brankar dan memberikan kepada Anggatha.

Tetapi Anggatha hanya diam saja dan tidak mengambil gelas yang dipegang oleh Zila. Membuat Zila menatap Anggatha bingung. Katanya mau minum kenapa tidak diambil.

“Bantuin dong” Ucap Anggatha dengan manja tidak lupa dengan senyum yang ia tampilkan.

“Dihh, manja banget, yaudah iya” Ucap Zila lalu membantu Anggatha untuk minum, memegangi gelas tersebut.

“Iya deh iya, dunia cuman milik lo berdua, gue mah yang rempahan peyek cuma ngontrak!" Ucap Jefri menatap pasangan itu dengan tatapan malas. Jefri sudah muak dengan suasana yang dilihatnya dari pagi.

“Yang sabar ya Cep, gue tau lo juga pengen kayak gitu” Ucap Andre menepuk punggung Jefri yang duduk di sampingnya.

“Bacot lu!” Ucap Jefri menatap Andre dengan tatapan sinis. Membuat semua yang berada di sana tertawa melihat reaksi lelaki itu.

“Makanya, pinteran dikit Cecep Markucep!” Ucap Anggatha mengejek Jefri sampil melempar botol yang masih tersisa sedikit air ke arah Jefri.

“Bangsat!” Ucap Jefri terkejut ketika botol itu hampir saja mengenai dirinya. Membuat semua yang berada di sana tertawa dengan puas.

“Untung lo sekarat dan karena gue punya hati, gue nggak bales lo” uicap efri meletakkan botol tersebut di atas meja yang berada di depannya.

“Ya emang kalau gue sehat kenapa, lo berani sama gue” uciap Anggatha menaikkan satu alisnya tersenyum miring kepada Jefri.

“Gue? Nggak berani? Sama lo?” Ucap Jefri di akhiri dengan senyum meremehkan.

“Ya jelaslah nggak berani, gue lebih mentingin nyawa gue aja daripada harus mati di tangan orang bucin kaya lo, nggak level!” Lanjut Jefri dengan memegang kerah bajunya singkat.

“Bilang aja nggak berani, banyak bacot lo!” Ucap Rama menimpuk kepala Jefri yang duduk di sampingnya.

“Bangsat!” Umpat Jefri yang ingin membalas perlakuan Rama. Tetapi ia urungkan ketika tatapan tajam Rama menusuknya.

“Bwahaha, sialan perut gue sakit ngetawain lo!” Ucap Andre menyeka sudut matanya yang mengeluarkan sedikit air, ketika melihat Jefri yang ketakutan. Andre tidak bisa menahan tawanya.

Anggatha yang terbaring di atas ranyang menatap ketiga sahabatnya tersenyum. Lelaki itu sangat senang melihat temannya yang terlihat bahagia. Ia harap ia bisa melihat ketiga sahabatnya terus tersenyum bahagia seperti itu.

“Seru juga ya teman-teman lo” Ucap Zila yang menyadari Anggatha tengah tersenyum menatap ketiga sahabatnya.

“Iya, walaupun udah pada gila semua” Ucap Anggatha diakhiri tawanya.

ANGGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang