43. Salah Paham

1.4K 46 13
                                    

Haii semua!!!
Aku balik lagi setelah beberapa bulan menghilang, xixixi

Maaf banget ya semua aku baru bisa update cerita hari ini😭🙏🏻

Maaf udah buat kalian nunggu aku lamaaaa bangetttt

Semoga kalian masih betah ya nunggu kelanjutan cerita ANGGATHA, hehehe

i love you all!!❤️

Ya udah, ga usah berlama-lama lagi, yukkk langsung cusss!!!

Jangan lupa vote dan coment yaaa!!!

*
*
*

Happy Reading!!!

Tepat pukul 10 pagi bel istirahat berbunyi dengan nyaring. Membuat seisi gedung sekolah gaduh. Semua berlarian dengan cepat menuju ke kantin untuk membeli makanan. Begitu juga dengan Zila dan Syifa. Kedua gadis itu tengah menikmati semangkuk bakso yang berada di depan mereka masing – masing.

“Gimana kemarin jadi nonton nggak?” Tanya Syifa di sela – sela ia melahap bakso miliknya. Zila tidak menjawab pertanyaan Syifa. Gadis itu malah hanya melamun sambil mengaduk – aduk mangkuk yang berada di depannya.

“Eh woy, ditanyain malah bengong!” Ucap Syifa membuat Zila terbuyar dari lamunananya.

“Eh iya apaan?” Tanya Zila balik menatap Syifa dengan wajah kebingungan.

“Lo kenapa sih? Dari tadi gue lihat lo bengong terus”

“Gue? Nggak pa - pa kok” ucap Zila menatap Syifa dengan senyum tipis dan kembali mengaduk – aduk mangkuk yang berada di depannya.

“Apanya yang nggak pa - pa, muka lo aja kelihatan kusut kaya baju yang nggak disetrika” Zila hanya tersenyum mendengar ucapan sahabatnya itu.

“Lo kenapa sih? Cerita aja kali kalo ada sesuatu"

“Atau jangan - jangan kemarin lo sama Anggatha nggak jadi nonton?” Tebak Syifa yang dibalas anggukan oleh Zila. Yaps, tebakan Syifa tepat pada sasaranya.

“Lah kenapa nggak jadi?” Tanya Syifa menaikkan satu alisnya menatap Zila dengan penuh rasa penasaran.

“Anggatha nggak datang, terus gue kemarin pulang sama Jefri”

“Ha? Maksud lo Anggatha ngebatalin acara nonton kalian sepihak tanpa ngasih kabar ke lo gitu?"

“Iya”

“Terus sekarang masih belum ada kabar juga tu anak?” Tanya Syifa sedikit emosi karena geram kepada Anggatha yang sudah membuat sahabatnya sakit hati. Bisa – bisanya dia seenak jidat main ninggalin Zila, sedangkan Zila menunggu sendiri di halte.

Zila hanya mengganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Syifa.

“Sialan, bocah anjing! Nggak boleh dibirain kayak gini, gue harus labrak dia” ucap Syifa dengan menggebu – gebu berdiri dari tempat duduknya berniat untuk menghampiri Anggatha.

“Udah deh nggak usah gitu” ucap Zila menatap Syifa dengan wajah datar. Membuat Syifa mengurungkan niatnya dan kembali duduk di tempat semula.

“Tapi Zil—“

“Gue nggak pa-pa, mungkin Anggatha punya alasan lain atau lagi ada masalah yang lebih mendesak”

“Terus kenapa sampai sekarang nggak ngabarin lo?”

ANGGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang