29. Pengakuan

1.6K 74 1
                                    

Hai semua!!!

Aku balik lagi nihh😊

Sebelumnya aku minta maaf banget karena up telat, kemarin masih banyak tugas dan hari ini baru bisa buat ngetik
😭🙏🏻

Btw, gimana kalian udah pada ujian akhir semester belum nih?

Semangat buat kalian yang mau melaksanakan ujian akhir semester 💗

Jagan lupa belajar dan berdoa, semoga mendapatkan nilai yang memuaskan 🙂

Hehehe, hari ini aku udah up setelah sekian lama gak up, aku datang buat menemani kalian sambil istirahat santai

Semoga bisa menghibur kalian😊

Sebelum lanjut baca, jangan lupa tinggalkan jejak ya man teman

Jangan lupa vote dan coment, oke? Atau mau shere juga boleh, biar rame lapaknya wkwk

Yukkk cuss, aku tunggu ketikan manis dari kalian♥️

*
*
*

Happy Reading!!

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Pelajaran telah usai saatnya semua murid pulang ke rumah masing-masing. Sama halnya dengan Zila dan Syifa. Kedua gadis itu tengah berjalan menyusuri lorong kelas.

"Gue duluan Zil, udah ditungguin Andre" ucap Syifa melirik sekilas ponsel yang berada di tangannya.

"Sekalian aja, gue juga mau ke parkiran" ucap Zila yang dibalas anggukan oleh Syifa.

Mereka berdua berjalan bersama menuju ke parkiran.

"Eh, dua bidadari udah dateng" ucap Jefri dengan tersenyum melihat kedatangan Zila dan Syifa. Saat ini mereka sedang berada di parkiran.

"Nggak usah halu, Syifa milik gue" ucap Andre mengusap kasar wajah Jefri.

"Ngaca bro! Lo sendiri juga halu!"

"Siapa yang halu? Syifa emang milik gue, mau apa lo? Gak terima?"

"Sadar masnya lo aja belum nembak Syifa gimana lo bisa jadi pacarnya" ucap Jefri memutar bola matanya malas.

"Sekarang emang belum, nggak tau besok?" Andre menaik turunkan alisnya tersenyum jahil kepada Syifa.

"Astagfirullah, jangan khilap lo babi" ucap Jefri mengusap kasar wajah Andre. Pembalasan yang telah dilakukan Andre sebelumnya.

"Cecep markucep tangan lo bau anjing!" Ucap Andre mengusap wajahnya menatap Jefri tajam.

"Tadi habis makan bakso lupa nggak cuci tangan" Jefri menyengir kuda menampilkan wajah tanpa dosanya.

"Bangsa--" ucap Andre terputus ketika seseorang menyelanya.

"Ck, bacot lo berdua, jadi pulang nggak?" Decak Rama menatap Andre dan Jefri malas.

"Jadi lah, ayok Syif kita pulang" ucap Andre menarik tangan Syifa mengajak gadis itu pulang.

"Zila, gue duluan ya, semuanya juga gue duluan" pamit Syifa yang dibalas anggukan oleh mereka.

"Andre, jangan lupa nanti ke rumah Anggatha!" Teriak Jefri yang dibalas jari jempol oleh Andre.

"Ngapain ke rumah gue?" Tanya Anggatha menatap Jefri bingung.

ANGGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang