2. Rumah

5.4K 176 2
                                    

Haii semua!!

Terimakasih buat yang udah baca cerita Anggatha.

Sebelum lanjut baca, jangan lupa vote dan comentnya ya!!

*
*
*

Happy Reading!

Sesuai dengan instruksi sang ketua, semua anggota Arvagos sudah mengganti seragamnya dengan pakaian serba hitam. Tidak lupa jaket kebanggaan mereka, jaket milik Arvagos.

Sekarang mereka sudah berada di tempat. Di mana tempat Geng Arvagos akan bertarung melawan Geng Silver.

"Akhirnya datang juga! Udah lama gue nggak ngehajar kalian" ucap ketua Geng Silver dengan senyum sombongnya. Di belakang terlihat anak Silver yang sama banyak dengan anak Arvagos.

"Gak usah sombong, palingan bentar lagi lo bakal gak bisa jalan!" Ledek Jefri diikuti kekehannya dan yang lainnya. Membuat anak Silver terpancing emosi dengan ledekan Jefri.

"Siapa lo? Jefri? Mau gue antar ke neraka dengan damai?" Erza - ketua Silver berjalan menghampiri dan menarik kerah baju Jefri.

"Lo nggak salah ngomong gini? Bukannya kebalik ya?" Jefri menaikan satu alisnya dan tersenyum kepada Erza.

Erza ingin menghantam Jefri dengan bogemannya. Tetapi terhenti kerena Anggatha menahannya.

"Lo sentuh anak buah gue, sama aja lo cari mati sama gue!"

Anggatha mencengkeram tangan Erza dengan kuat. Berbicara penuh penekan dan tidak lupa tatapan intimidasinya.

"Mati di tangan lo? Nggak mungkin" Erza terkekeh yang mendapat tatapan dingin dari Anggatha.

Erza mendekatkan wajahnya di telinga Anggatha dan berbisik, "Sepertinya di sini lo yang berharap untuk mati duluan"

Erza menghempaskan tangan Anggatha yang dari tadi mencengkeramnya. Dilihatnya raut wajah Anggatha yang berubah. Erza tersenyum dengan bangga, dirinya berhasil membuat Anggatha terpancing emosi.

Anggatha yang sudah tidak bisa menahan amarahnya, langsung membogem rahang Erza. Membuat Erza sedikit terhuyung ke belakang. Tetapi Erza kembali bangkit, lalu membogem balik rahang Anggatha.

Saat itu juga pertarungan antara Geng Arvagos dan Geng silver dimulai. Semua melayangkan bogeman ke rivalnya.

Semua penghuni jalanan sudah mengetahui jika Arvagos tidak akan terkalahkan. Tetapi hanya Silver yang tidak pernah menerima kenyataan itu. Silver merupakan musuh bebuyutan Arvagos.

Entah mengapa anak Silver selalu saja mengusik ketenangan anak Arvagos. Membuat Anggatha harus bertindak melawan mereka. Padahal sudah dipastikan jika Arvagos selalu memenangkannya. Bukannya sombong, tapi itu kenyataan!

Sama halnya dengan saat ini, anak Arvagos berhasil membuat anak Silver terkapar lemas di atas aspal.

"Gue emang mau mati secepatnya" ucap Anggatha penuh dengan penekanan.

Saat ini posisi Erza berada di bawah Anggatha. Erza sudah lemas, tergeletak di atas aspal.

Anggatha mencengkeram kerah baju Erza, agar mereka bertatapan. Terlihat wajah Anggatha merah padam dan nnafasnya menggebu, menandakan dia sedang marah.

"Tapi sebelum gue mati, gue bakal buat lo masuk neraka terlebih dulu" Erza hanya terkekeh menanggapi ucapan Anggatha.

Bugh

Satu bogeman berhasil meninju rahang Erza, membuat Erza kembali terbaring lemas. Anggatha bangkit dan mendekat ke arah teman temannya yang sudah berdiri di belakangnya.

ANGGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang