20. Nyaman

2.3K 83 4
                                    

Hai semua!!!

Aku balik lagii!!!

Jangan lupa vote dan coment!!

*
*
*

Happy Reading!!

Setelah upacara dibubarkan, Anggatha CS. tidak langsung ke kelas. Tetapi mereka menuju ke kantin untuk membeli minuman menghilangkan rasa haus. Sekalian nongkrong sebelum pembelajaran dimulai.

Anggatha berjalan dengan kancing seragamnya yang terbuka semua. Menampilkan kaos hitam oblong yang ia kenakan. Dengan keringat yang membanjir pelipis membuat semua kaum hawa mengagumi ketampanannya.

Tidak hanya Anggatha, sama halnya dengan Andre dan Jefri. Keringat yang membasahi menambah ketampanan mereka. Sepanjang lorong Andre terus membuat semua kaum hawa berteriak histeris karena kedipan matanya.

Berbeda dengan Rama yang berjalan di belakang mereka. Pakaian Rama masih rapi seperti tadi pagi. Dengan memasang wajah cueknya. Membuat ia terlihat lebih cool. Sifat dingin Rama selalu mengundang kaum hawa terus mengaguminya. Ditambah Rama adalah manusia paling waras di Anggatha CS.

"Kalian ke sana aja duluan, gue ada urusan bentar" ucap Anggatha kepada ketiga sahabatnya. Mereka berempat saat ini sudah berada di kantin.

"Bilang aja mau caper sama Zila, nggak usah pakai alasan ada urusan" ucap Jefri memutar bola matanya malas.

"Nah itu lo pintar, udah sana"

Jefri dan Rama berjalan ke arah bangku yang biasa mereka tempati. Berbeda dengan Andre, laki-laki itu akan meluncurkan aksinya. Seperti biasanya membeli es kelapa sekalian apel dengan Lisa.

Anggatha berjalan mendekat ke arah kulkas, dimana tempat Zila berdiri. Gadis itu terlihat sedang memilih minuman.

"Mau beli minum?" Tanya Anggatha berdiri di samping Zila.

"Nggak! Mau beli batagor!" Jawab Zila sewot mengambil satu botol air mineral.

"Mau beli batagor kenapa ambilnya minum?"

"Ya jelas mau beli minum lah, ngapain pakai tanya segala, aneh banget lo!"

"Gitu aja marah" ucap Anggatha mencubit hidung mancung Zila.

"Nggak usah pegang-pegang!" Zila dengan cepat menghempaskan tangan Anggatha.

"Lo sehari aja nggak nyubit hidung gue kenapa sih? Heran gue"

"Nggak bisa, hidung lo udah buat gue candu, rasanya pengen nyubit terus" ucap Anggatha dengan menampilkan senyumnya. Membuat gadis itu geram dengan tingkah Anggatha.

"Nanti pulang gue tunggu di parkiran"

"Buat?" Tanya Zila menatap Anggatha bingung.

"Pulang bareng sama gue, lo nggak bawa mobil kan?"

"Nggak perlu, gue bisa naik taksi"

"Nggak boleh bantah, pokoknya gue tunggu di parkiran"

"Gue nggak mau! Gue nggak akan datang!" Ucap Zila penuh penekanan menatap sengit Anggatha.

Anggatha tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke arah telinga Zila. Membuat gadis itu tidak bisa berkutik.

"Lo nggak ingat apa yang gue katakan di rooftop?" Anggatha berbisik tepat di depan telinga Zila. Membuat gadis itu bergidik ngeri ketika mendengarnya.

Anggatha menjauhkan wajahnya dan tersenyum menatap Zila.

"Jadi cowok gantlemen dikit kenapa, nggak usah pakai ngancam!" Ucap Zila menatap tajam Anggatha.

ANGGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang