10. Terlambat

2.8K 122 0
                                    

Haii semua!! Aku balik lagi!!!

Terimakasih buat kalian yang udah mampir dan baca cerita Anggatha, dan juga aku ucapin terimakasih buat kalian yang udah mau vote dan coment

Aku berharap kalian klik vote dan coment sebanyak banyaknya yaa!!! Karena vote dan coment kalian bisa bikin aku tambah semangat buat nulis.

Oke, sebelum lanjut baca aku ingetin lagi,

Jangan lupa vote dan coment!!!

*
*
*

Happy Reading!!


Jangan memandang seseorang sebelah mata, apa yang kamu lihat saat ini belum tentu itu adalah sifat aslinya.

- Rezila Priscanara


Gadis berambut sebahu tengah uring-uringan di depan gerbang sekolah. Dia hari ini berangkat kesiangan, mengakibatkan dirinya telat datang ke sekolah. Sekarang berakhir gerbang sekolah ditutup dan dirinya tidak bisa masuk ke dalam sekolah.

"Pak saya mohon ijinkan saya masuk pak" ucap Zila memohon kepada pak satpam penjaga gerbang sekolah.

"Maaf dek tidak bisa, karena kamu terlambat. Kalau mau masuk kamu harus menunggu upacara selesai"

"Pak saya cuman telat lima menit masa nggak dibolehin masuk, lagian upacaranya juga baru mulai pak" Zila terus memohon agar dirinya bisa masuk ke dalam sekolah.

"Tidak bisa dek, ini sudah jadi peraturan sekolah!" Ucap pak satpam tersebut dengan tegas.

"Gitu amat jadi orang pak. Lagian saya cuman telat baru hari ini pak, sekali ini deh besok-besok saya nggak akan telat lagi pak"

"Tidak bisa!" Ucap pak satpam dengan penuh penekanan dan berlalu pergi meninggalkan Zila yang masih berada di luar gerbang.

"Pak! Pak! Pak bukain dulu gerbangnya!" Teriak Zila yang tidak ditanggapi oleh pak satpam.

"Hm, telat lagi gue" suara seorang laki-laki membuat Zila menoleh ke samping. Terlihat seorang anak laki-laki yang seumuran dengan dirinya. Zila tidak asing lagi dengan orang tersebut. Orang yang dibencinya akhir-akhir ini, Anggatha.

"Kenapa lihat-lihat? Gue tau gue ganteng, gak usah segitunya ngelihatin gue" ucap Anggatha menaikkan satu alisnya menatap Zila.

"Percaya diri sekali lo!" Zila memutar bola matanya jengah.

"Ikut gue" ucap Anggatha tiba-tiba menarik tangan Zila.

"Lepasin! Gue nggak mau!" Zila menepis tangan Anggatha yang sempat menariknya.

"Lo mau nunggu upacara selesai sampai jamuran?"

"Ya nggak lah"

"Ya udah ayo ikut gue" Anggatha menarik kembali tangan Zila.

"Heh, lepasin! Lo mau bawa gue kemana!" Berontak Zila karena tangannya terus ditarik Anggatha.

"Lewat jalan lain"

ANGGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang