HAPPY READING!
Baru kali ini sang kakak memberinya makanan ini, menu sederhana yang membuat adiknya tersenyum bahagia.
"Mama lupa beli stok makanan kayaknya dek, jadi makan mie instan pakai sosis aja, ya?"
"Ih, kalau gitu mama enggak usah beli stok makanan aja biar aku makan mie instan tiap hari." Perkataan adiknya membuat Volna mencubit gemas pipi Alan.
"Sakit ih. Kakak enggak makan?" Volna menggeleng dia ingat jelas hanya ada satu bungkus mie instan yang tersedia di lemari makanannya, mamanya benar-benar lupa membeli stok makanan.
"Kakak kenyang?" Volna mengangguk lalu teringat dengan nasi yang di bungkusnya tadi. Volna langsung masuk ke kamar dan mengambil bungkusan nasi dan membukanya.
"Yah, basi." Volna menggerutu dan kembali memasukan makanan itu ke dalam kantong plastik dan membuangnya. Volna turun ke bawah sambil membawa ponsel dan pengisi dayanya.
"Kak, masih ada lagi enggak? Alan belum kenyang," rengek Alan ketika melihat Volna turun dari tangga.
"Habis Al, kakak beli di supermarket dulu, ya?" Volna mengelus puncak kepala Alan pelan, dia mengangguk bersemangat lalu naik ke tangga kecil yang sengaja dibuat Volna yang ditempelkan di dekat wastafel cuci piring, dia mengajari Alan untuk rajin dan bisa bertanggung jawab atas piring yang dia gunakan.
Volna mengambil uang celengannya dan keluar dari rumah sambil membawa ponselnya yang sedang di isi dayanya.
[Kalau memang udah enggak mau ngurusin kita, bilang aja ma. Biar Volna cari kerja.]
Volna mengetikan pesan tersebut dengan perasaan kecewa, sebenarnya dia tidak masalah kalau dia dibuang, toh memang sebelum kejadian itu dia memang sudah tidak dianggap. Volna hanya khawatir dengan adiknya, Alan yang dari kecil bahkan tidak tau apa-apa.
Volna memilih beberapa mie instan dan menemukan roti yang memang sedang ada diskon dan mengambilnya sekalian.
"Totalnya 15.000 kak ada tambahan lain? Pulsa atau -" Volna hanya menggeleng lalu menemukan makanan yang Alan sangat sukai dan selalu memintanya.
"Tambah ini aja mas," ucap Volna sambil menyodorkan makanan yang terbilang mahal, sebuah bola cokelat dengan susu dan di satu sisi terdapat mainan.
"Baik, jadi totalnya 30.000."
"Makasih, boleh pinjam tempat duduknya, kan mas?" masnya tersenyum ramah lalu mengangguk. Volna langsung menuju tempat yang dimaksud dan duduk di sana. Dia mulai membuka pembungkus roti dan melahapnya sambil membuka pesan yang muncul, dari Arin.
[Na, tugas seni budaya udah belum?]
[Belum]
[Tumben banget. Emang lagi apa sekarang?]
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite boy
Teen Fiction[Finish, tidak lengkap, segera terbit] "Gimana kalau kita pacaran?" Volna hanya ingin menjalani hidupnya tanpa ada masalah apa pun. Suatu saat, dia bertemu dengan Xander yang menurutnya menyebalkan selalu ingin mendapatkan hatinya. Berbagai masalah...