HAPPY READING!
Volna berjalan setelah Arin dan Saskia pamit untuk segera pulang dan berjalan menuju parkiran. Menatap ponsel miliknya yang sangat ramai walaupun notifikasinya hanya berasal dari satu aplikasi.
Volna baru saja menekan notifikasi itu lama, hendak membisukannya tapi pandangannya menggelap.
"Hayo, tebak ini siapa." Volna hanya diam, lalu memegang tangan yang menutup matanya.
"Xanxan kan?" Volna menurunkan tangan itu dan berbalik, Xander tersenyum lalu merangkul Volna.
"Bener banget, karena bener Nana dapet Xanxan. Peyukk sini." Xander merentangkan tangannya dan Volna dipaksa untuk mendekat.
"Jadi orang lebay banget sih, engap Xan." Xander cengengesan, mereka menunggu sopir untuk menjemput mereka. Beberapa saat sopir sudah datang dan mereka langsung masuk ke dalamnya.
"Eh Na, hari ini enggak usah kerja ya. Di cafe kita ada cuti wajibnya gitu. Ayo ngedate."
"Tetep digaji gitu?" Xander mengangguk membuat Volna menatap Xander dengan mata berbinar.
"Ayo, pulang. Tidur."
"Ngedate Na," ucap Xander memprotes kali ini tidak ada yang boleh mengganggu acaranya yang sudah dia susun rapi.
"Belajar dulu Xan, besok aku ulangan."
"Ulangan apa sih?" Xander berujar agak galak, bisa-bisanya ulangan mengganggu acara ngedatenya.
"Matematika, kamu udah?" Xander mengangguk lalu Volna menatap dengan penuh harap.
"Soalnya gimana?"
"Kalau aku kasih tau soalnya, kita ngedate gimana?" Volna mengangguk semangat, Xander langsung tersenyum lalu meminta untuk bertanya dulu ke temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite boy
Teen Fiction[Finish, tidak lengkap, segera terbit] "Gimana kalau kita pacaran?" Volna hanya ingin menjalani hidupnya tanpa ada masalah apa pun. Suatu saat, dia bertemu dengan Xander yang menurutnya menyebalkan selalu ingin mendapatkan hatinya. Berbagai masalah...