HAPPY READING!
Sudah cukup Volna bersabar dia melempar lap mejanya dengan kesal lalu berkacak pinggang melihat ke arah Xander yang masih saja menatapnya.
"Lo ngapain sih? Enggak punya kerjaan banget." Pasalnya sudah dari awal cafe dibuka hingga saat ini Xander selalu mengikuti Volna ke sana kemari bukannya membantu malah menghalangi pekerjaannya.
"Punya kerjaan kok banyak malah."
"Ya udah. Sana."
"Kerjaan aku, jagain kamu."
"Gue bukan bayi, enggak usah aneh-aneh deh."
"Nana kok gituu sih." Xander manyun sambil meraih tangan Volna lalu diayun-ayunkan.
"Alay banget sih." Volna mencebik kesal dan mengerutkan dahinya.
"Oh iya Bos Vey." ketika Volna melihat Vey yang keluar dari kantornya Volna langsung melepas tautan tangan Xander dan melangkah meninggalkannya.
Xander yang melihat itu cemberut dan kesal dia berencana untuk mematahkan tangan Vey setelah dia melihat tangan Vey menepuk bahu Volna.
Xander bertambah kesal ketika melihat Volna meresponnya dengan wajah manisnya, Xander mencopot appron miliknya dengan kesal dan meremasnya kuat-kuat, menyalurkan kekesalannya. Sebenarnya dia ingin mendatanginya dan mencekik Vey tetapi takut Volna malah marah.
"Apinya besar banget," celetuk seseorang di belakang Xander membuat menoleh dan menatapnya dengan tatapan kesal.
"Dimana?"
"Saya di belakang bos ngerasa panas kayak ada apinya gitu."
"Baju saya kebakar gitu?"
"Bukan bos, api cemburu bos." Xander menatap sinis pegawainya itu lalu pergi dari sana.
"Mandi dulu bos biar enggak panas." lalu pegawai itu terkekeh geli, kesempatan emas menggoda bosnya yang ini memang sangat langka harus digunakan.
"Heh, Bos lo apain? Dipecat baru tau lo."
"Kebakar api cemburu gue goda dikit. Sekali-sekali."
"Volna bikin bos ketar-ketir emang. Jarang-jarang kita lihat gini ya kan." celetuk salah satu pegawai yang lain keluar dari dapur setelah mendengar percakapan mereka.
"Hei, kalian itu malah gosip. Itu meja nomor sebelas pesen carbonara belum jadi daritadi." Vey menegur pegawainya setelah berbicara dengan Volna dan mendatangi asal keributan
"Terus juga, siapa itu, Xander dimana?"
"Baru mandi Bos, tadi kebakar api cemburu."
"Cemburu kenapa?"
"Tadi Volna kan ngobrol sama Bos terus nepuk bahu Volna juga si Bos, Bos Xander kelihatan pengen nonjok Bos Vey." Vey tertawa sekaligus merinding, pasalnya baru kali ini Xander mempunyai niat untuk menonjoknya biasanya sih si Vey yang nonjok Xander soalnya marah-marahin pegawai.
"Volna, sini dulu." Volna yang dipanggil menoleh setelah meletakan makanan yang hendak disajikan, lalu mendekat ke arah bosnya. Vey mengambil nampan yang dipegang oleh Volna dan meletakannya di sembarang tempat.
"Iya bos?"
"Kamu samperin Xander dulu deh."
"Buat apa bos nyamperin Xander?"
"Dia cemburu sama saya tadi, haduh emang pawangnya enggak boleh disentuh," omel Vey gusar sementara Volna kebingungan.
"Intinya, berhenti ngelayanin pelanggan dulu. Bujuk Xander biar enggak marah." Awalnya Volna menolak tetapi Vey tetap memaksanya untuk mendatangi ruangan Xander dan membujuknya. Setelah perdebatan panjang Volna akhirnya setuju untuk membujuk Xander.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite boy
Teen Fiction[Finish, tidak lengkap, segera terbit] "Gimana kalau kita pacaran?" Volna hanya ingin menjalani hidupnya tanpa ada masalah apa pun. Suatu saat, dia bertemu dengan Xander yang menurutnya menyebalkan selalu ingin mendapatkan hatinya. Berbagai masalah...