MFB 10 - Masker untuk pencegahan

184 32 107
                                    

HAPPY READING!

Setelah makan nasi goreng dengan kenyang dan diiringi dengan debat masalah siapa yang akan membayar nasi goreng ini membuat tukang nasi goreng itu kesal dan hampir membalikan wajan panas yang sedang dia cuci. 

"Daripada kalian ribut, duitnya buat saya aja semua," ucap tukang nasi goreng itu marah-marah bagaimana tidak, dia baru saja ditolak pembantu rumah orang kaya di seberang tempat dia berjualan dan dia menemukan pasangan yang sedang kasmaran di tempat nasi gorengnya. 

"Saya aja Mas, ini cowok emang enggak jelas." Volna mencegah Xander yang masih memaksa membayar dan akhirnya mas-mas nasi goreng itu mengambilnya agak kasar, sambil menatap sinis ke arah mereka berdua. 

"Kalau kasmaran, inget tempat dek." Volna meringis lalu berterima kasih setelah mendapat kembalian, dengan cepat dia menyeret Xander untuk pergi. 

"Masnya sensi banget, sirik banget gue punya pacar." Xander memprotes setelah mereka agak jauh dari sana sementara Volna tertawa, menertawakan kesirikan mas nasi goreng itu. 

"Sampai deh." Xander berseru heboh membuat Volna tersenyum, lalu melambaikan tangannya. 

"Besok aku jemput ya Na." Volna hendak memprotes tapi langsung dicegah oleh Xander.

"Kalau enggak mau dijemput aku tidur di rumah kamu hari ini." Akhirnya Volna mengangguk pasrah dan Xander pergi menuju mobilnya lalu pergi dari sana. 

Di dalam mobil Xander mengomel sesekali "Mending gue tadi langsung ngeyel aja kali ya langsung tidur di rumah Nana. Kalau gini kan nyesel." 

Setelah pacarnya itu pergi Volna duduk di ruang tamu dengan wajah yang memerah, pikirannya tentang di warung nasi goreng tadi terlintas di kepalanya. 

"Xander gila," ucap Volna agak berteriak, lalu menutup mulutnya segera, takut kalau Alan terbangun karena teriakannya. Volna segera masuk ke dalam kamarnya dan melihat Alan sudah tidur di kasurnya. Volna tersenyum lalu mengganti pakaiannya dengan pakaian yang nyaman dan bergegas untuk membereskan ponsel dan buku pelajaran Alan yang masih terbuka. 

"Ini cukup," ujar Volna merasa senang setelah mengambil sesuatu di laci meja belajarnya dan segera bergegas untuk tidur, mengingat besok hari Minggu dan dia masih bekerja. Volna menaiki kasur dengan perlahan takut Alan terganggu tidurnya, setelah dirasa nyaman, Volna mengelus kepala Alan hingga dia sendiri tertidur. 

*** 

Matanya terbuka dan dia masih berada di kasur miliknya, dia baru saja memimpikan mimpi yang indah Papa dan Mamanya bersama dan bahagia. 

"Kak Na?" ucap Alan dengan lirih dan lebih ke pertanyaan dia bangun dan mengusap matanya lalu memeluk Volna dengan sedih, dia menceritakan mimpinya yang buruk, dia bercerita tentang dinosaurus yang dia punya tiba-tiba menjadi besar dan menginjaknya bahkan katanya di dalam dinosaurus ada dinosaurus lagi yang lebih kecil dan berakhir Alan menjadi dinosaurus yang sangat kecil. 

"Random amat sih?" batin Volna lalu tertawa dalam hati. 

"Ya udah, semoga dinosaurusnya enggak makan Alan. Dinosaurus udah punah kok Alan jadi Alan enggak perlu takut." Alan mengangguk, sebenarnya dia tau kalau dinosaurus sudah punah, tapi dia masih kepikiran dengan mimpinya itu. 

"Kak Na kerja lagi?" Volna mengangguk sebagai jawaban sementara Alan cemberut, merasa sedih. 

"Nanti kak Na pulang bawa makanan enak gimana?" tawar Volna karena Alan masih cemberut akhirnya Alan mengangguk kesal. 

Volna tersenyum, lalu bergegas menyuruh Alan untuk mandi dan dirinya menyiapkan baju milik Alan, kamar mandi Volna ada dua jadi Volna tidak perlu repot-repot untuk menunggu Alan selesai mandi. Setelah semuanya rapi, Volna menggoreng telur dadar untuk sarapan dan nasi goreng, nasi sisa kemarin. Setelah semua jadi, Volna meletakan kedua piring di meja makan dan duduk sambil tersenyum senang. 

"Selamat makan," ucap mereka berbarengan lalu menyantap nasi goreng telur itu hingga kandas. Volna sudah selesai dengan makanannya dan Alan bergegas mencuci piring miliknya dan Volna, karena janji semalam akhirnya Volna tidak diijinkan untuk mencuci piring oleh Alan. Volna sendiri menyiapkan barang-barang miliknya dan Alan. 

"Sudah selesai?" tanya Volna ketika melihat Alan sudah turun dari bak cuci piring dan tidak menemukan piring kotor satupun, Alan mengangguk dan mereka berdua keluar dari rumah. 

"Permisi." Volna mengetuk pintu dan ditanggapi dengan teriakan dari dalam rumah. 

"Mau titip Alan lagi kak, bisa?" 

"Maaf banget Na, gue lagi ada urusan sampe malem nanti Alan takutnya malah enggak keurus sama sekali." Volna menyayangkan dan memang terlihat Cila sangat sibuk, bahkan dia sempat melihat kancing baju Cila dimasukan di tempat yang bukan tempatnya, alias melenceng. 

"Maaf ya, gue juga udah telat. Aduh maaf banget." Volna dengan agak tidak enak hati mengucapkan terima kasih terlebih dahulu karena kemarin sudah menitipkan Alan dengan waktu yang lama dan dia mengucapkan tidak apa-apa karena Cila sibuk hari ini. 

"Alan nanti di kantor aku aja, Na." Sebuah suara mengejutkan Volna dan Alan membuat mereka menengok berbarengan. Volna segera mencari sesuatu yang dari kemarin sudah dia siapkan dan memakainya. 

"Kapan sampe?" tanya Volna menatap Xander dari atas sampai bawah, terlihat keren dengan kaos putih dipadu dengan kemeja hitam yang tidak terkancing sama sekali dan celana panjang jeans berwarna biru. 

"Baru aja." 

"Alan boleh ikut Kak Xan?" Xander berjongkok lalu mengelus kepala Alan dan memperbolehkannya Alan berseru kegirangan dan Volna berbisik tidak enak. 

"Enggak apa-apa beneran?" Xander mengkode menyatakan bahwa itu tidak apa-apa. Akhirnya mereka naik ke mobil Xander dan menuju cafe dengan Alan yang sepanjang perjalanan ribut membaca papan iklan dan menanyakan apa maksud dari iklan tersebut. 

"Ca- fe - ta - ria. Sampai!" Alan berteriak heboh, dia tidak pernah jalan-jalan sejauh ini membuat dia sangat senang. Volna tertawa dan keluar untuk membawa Alan keluar dari mobil. 

"Alan, nanti di ruangan aku aja ya Na. Mau main sama Alan juga." Volna mengangguk dan Xander tersenyum lalu mengajak Volna dan Alan masuk ke dalam ruangannya. Setelah Alan masuk, Xander keluar dari ruangan diikuti Volna baru hendak Volna pergi untuk meletakan barangnya di loker tangannya dipegang oleh Xander, membuat Volna berbalik dan menatapnya heran. 

"Kamu sakit?" Volna menggeleng membuat Xander bingung. 

"Kenapa pakai masker?" tanya Xander sambil menunjuk masker yang dipakai oleh Volna dari awal dia melihat Xander. 

"Pengen aja." 

"Bohong." 

"Beneran kok, aku enggak sakit." Xander mendekatkan wajahnya ke Volna membuat Volna menahan napasnya setelah beberapa detik akhirnya Xander memundurkan kepalanya dan cemberut. 

"Sakit kan." 

"Enggak Xan." 

"Ya terus kenapa pakai masker, copot aja." Tangan Xander hendak menarik masker Volna, membuat Volna langsung menutup masker itu dan menggeleng kuat, kuat. 

"Enggak mau, ini pencegahan tau."

"Pencegahan apa? Virus? Berarti Nana sakit." Xander masih berusaha untuk menyingkirkan tangan Volna yang menempel di maskernya. 

"Pencegahan biar kamu enggak cium aku tau!" jawab Volna kesal dan pipinya memerah dia segera melepaskan genggaman tangan Xander dan lari dari sana membuat Xander terdiam lalu tertawa dengan kelakuan ajaib Volna. 

***

Lanjut? Yes or no?

My Favorite boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang