HAPPY READING!
Volna akhir-akhir ini jadi cosplay jadi kucing garong karena Xander yang bertingkah terus-terusan. Setiap Xander mendekat Volna langsung menutup mulutnya dengan penuh trauma.
"Nana masih marah karena aku cium?" tanya Xander dengan nada yang sok imut membuat Volna menatap tunangannya itu dengan ngeri.
"Belum sah nyosor terus bikin orang takut, sih kamu Xan." Mamanya ikut nimbrung sembari memegang secangkir teh hangat sembari meneguknya perlahan.
"Habis mama enggak, lihat Volna segemes itu?" tanya Xander kemudian cemberut. Wataknya jadi seperti anak kecil membuat mamanya jadi ingin menyiram wajah sok imut itu dengan teh yang dia pegang.
"Enggak usah macem-macem. Kalian ke tempat yang kemarin, coba baju pengantinnya. Udah mau nikah, malah berulah terus. Volna kalau anak ini nakal, bilang mama aja." Anggin menunjuk Xander dengan geram membuat Volna mengembangkan senyumannya dan menganggukan kepalanya.
Mereka pergi ke tempat yang mamanya maksud. Xander menggandeng tangan Volna dan masuk ke dalam ruangannya.
"Atas nama siapa?" tanya pegawai yang ada di sana.
"Volna." Xander menjawab.
Mereka di arahkan ke dalam untuk mencoba pakaian mereka masing-masing. Xander sendiri sudah keluar dari tempat ganti baju beberapa menit yang lalu sementara Volna masih berada di dalam mengingat baju perempuan memang selalu ribet.
Xander memainkan ponselnya dan sembari menjawab pesan yang masuk dari ponselnya. Xander menekan dahinya merasa agak sakit karena kurang tidur.
Kurang dipeluk Volna, sih. Setelah memikirkan itu Xander terkekeh sendiri kemudian memejamkan matanya setidaknya dirinya harus bertahan sampai dia melihat Volna keluar dari ruang ganti.
"Xan." Suara merdu membuat Xander mengerjapkan matanya sendiri entah sudah berapa lama dia ketiduran di sini. Kedua bola matanya melihat seseorang yang berdiri di sana dengan gaun putih yang tampak megah. Xander mengusap matanya berkali-kali.
"Di surga?" tanya Xander masih setengah sadar membuat Volna menaikkan alisnya kebingungan. Pegawai di sana tertawa kemudian membisikkan sesuatu kepada Volna.
Saat mendengar ucapan itu, Volna jadi malu sendiri. "Jelek, ya? Aku ganti deh." Volna menutup wajahnya karena malu. Malu karena dilihati dengan intens oleh Xander dan kata-kata pegawainya yang membuat Volna jadi merasa kepanasan.
"Mirip bidadari, kak. Makanya berasa di surga." Itulah, kata-kata dari pegawai yang ada di sana yang membuat Volna merasa suhu ruangannya tiba-tiba naik.
"Cantik banget. Ayo, nikah sekarang." Xander menatap Volna tanpa berkedip. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan melihat Volna yang sangat luar biasa cantiknya meskipun tanpa riasan wajah tunangannya itu tetap cantik apa adanya.
"Gila, ya?" Volna kemudian membalikkan badannya dan masuk ke dalam ruang ganti ingin melepaskan itu dan memakai pakaian yang tadi dia pakai.
Xander mengusap wajahnya frustasi. Entah mengapa Volna semakin hari semakin cantik membuat dia jadi uring-uringan sendiri.
Volna yang dibantu melepaskan gaun pengantin di sana menghela napas. Bohong kalau hanya Xander yang terkejut melihatnya. Volna juga, tunangannya itu tidak pernah berubah, selalu ganteng membuat jantung Volna ingin meloncat rasanya dari tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite boy
Teen Fiction[Finish, tidak lengkap, segera terbit] "Gimana kalau kita pacaran?" Volna hanya ingin menjalani hidupnya tanpa ada masalah apa pun. Suatu saat, dia bertemu dengan Xander yang menurutnya menyebalkan selalu ingin mendapatkan hatinya. Berbagai masalah...