HAPPY READING!
"Katanya, cewek mandiri akan selalu luluh pada pria manja."
Setelah mereka berdua membeli gantungan kunci lumba-lumba itu Volna meminta untuk pulang saja. Terlalu larut juga tidak baik dia masih harus mencoba mengerjakan ulangan matematika.
Sudah sekitar setengah tujuh, Volna bergegas mandi dan membawa buku matematikanya mengetuk kamar Xander meminta untuk mengajarinya.
"Ya?" Xander membukakan pintu, perubahan wajah yang cepat saat melihat Volna berada di depan pintunya.
"Ajarin matematika."
"Oh, ayo masuk." Volna menolak enggan untuk melangkahkan kaki masuk ke dalam.
"Ayo, enggak jadi?"
"Di depan TV aja." Xander akhirnya mengiyakan dia masuk kamar terlebih dahulu dan mengambil ponselnya.
"Alan dimana?" Xander melihat ke sekitar dan tidak ditemukan Alan sama sekali.
"Lagi belajar sama Mama di kamar."
"Mama?" Xander mengulangi perkataan Volna yang agak kurang jelas, Volna mengangguk.
"Mama, mama kamu kan?" Sekarang Volna menyadari sesuatu yang salah, mau mengelak juga sudah tidak bisa.
"Iya, bener kok. Mama kita." Xander mengulum senyum lalu cepat, cepat berdehem menyamarkan rasa senangnya. Wajah Volna memanas dia langsung menunjukan buku ke arah Xander meminta untuk membahas matematika saja.
"Kamu bingung bagian apa?"
"Nomor tiga. Tadi aku baca sekilas agak ruwet di pertengahan." Volna menunjuk ponselnya yang sudah menunjukan soal ulangan.
"Oh itu, sini aku terangin." Xander mengambil buku dan bolpoin yang disodorkan Volna, menuliskan soal yang akan dibahas. Dengan sengaja Xander menjauhkan kertasnya ke arah dirinya membuat Volna menggeser duduknya mendekati Xander.
"Ini diturunin aja, sin diturunin jadi cos." Xander menulis sambil terus berbicara sesekali memutar bolpoinnya.
"Enggak kelihatan Xan, ketutup bahu lebar kamu." Volna menarik bahu Xander berusaha untuk melihat tulisan Xander.
Xander sendiri malah mengulum senyumnya, pikirannya sudah halu entah kemana cuma karena Volna bilang bahunya lebar.
"Jelasin yang bener ih, kok malah senyum-senyum." Volna marah, Xander langsung berhenti tersenyum dan mendekatkan kertas itu ke arah Volna.
Xander kembali menjelaskan dengan perlahan dan Volna yang memperhatikan. Volna mengangguk paham dan Xander meminta untuk Volna mengerjakan semuanya nanti Xander akan melihat untuk dikoreksi.
Xander yang tidak punya kegiatan dan Volna yang fokus mengerjakan. Xander meletakkan tangannya di meja diikuti dengan kepalanya yang berbaring menatap pacarnya yang sangat fokus itu. Beberapa detik kemudian karena tidak mempunyai kegiatan apa-apa dia terlelap.
Volna yang fokus tidak menyadari bahwa pacarnya itu sudah terlelap, setelah selesai mengerjakan dia mengangkat kepalanya dan menemukan bahwa Xander sudah ke alam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite boy
Teen Fiction[Finish, tidak lengkap, segera terbit] "Gimana kalau kita pacaran?" Volna hanya ingin menjalani hidupnya tanpa ada masalah apa pun. Suatu saat, dia bertemu dengan Xander yang menurutnya menyebalkan selalu ingin mendapatkan hatinya. Berbagai masalah...