MFB 45 - Pertemuan pertama

19 3 30
                                    

HAPPY READING! 

Setelah mereka keluar dari ruang kerja ayahnya Volna menyadari sesuatu tangannya terulur ke arah dahi Xander kemudian menyibak rambut pacarnya itu dengan cepat dan sama sekali tidak menemukan bekas luka sedikit pun. Volna terdiam agak lama kemudian menatap ke arah Xander meminta penjelasan. 

"Kamu bohongin aku?" tanyanya dengan nada yang tampak biasa saja namun, bisa membuat Xander menciut. 

Xander merasa di sidang untuk kedua kalinya tadi dirinya disidang ayahnya sekarang dengan Volna, pacarnya sendiri. Xander nyengir kemudian memeluk Volna dengan erat dirinya tidak tahu harus berbicara apa lagi soal dirinya yang berbohong. 

"Ngapain peluk-peluk, sih?" tanya Volna yang masih kesal. 

"Biar enggak marah, wajah kamu serem kalau marah." Xander sebenarnya hanya modus sekaligus dirinya ingin dimaafkan oleh Volna dengan cara yang gemas. 

Volna menghela napas, " Syukur kalau kamu enggak dipukul sama ayah kamu dan enggak luka. Jangan bikin aku khawatir bisa ?" nadanya sudah mulai melunak kemudian meminta Xander untuk melepaskan pelukannya. 

Xander mengangguk dan mencubit pipi Volna gemas. 

***

Tujuh tahun sudah berlalu namun, sebuah cafe tetap berdiri di sana dengan banyaknya pelanggan di sana. Hari ini, hanya khusus hari ini papan cafe yang bertengger di bagian pintu masuk cafe tersebut dibalik ke arah tulisan "close" di depan yang menandakan bahwa cafe tersebut tutup. Walaupun begitu Pegawai di sana masih tetap bekerja walaupun cafenya tutup. 

Bahkan hanya ada pegawai, Fey dan Xander di sana tempat itu sudah begitu ramai. Meja-meja cafe sudah disingkirkan dan hanya ada sebuah meja besar yang penuh dengan barang-barang seperti rumbai-rumbai maupun banyak balon di sana sebuah papan Styrofoam dengan tulisan besar di sana juga tidak lupa untuk didekorasi. 

Xander tidak banyak membantu karena dirinya sendiri sudah gugup setengah mati. Agak panas dingin kalau membayangkan apa yang akan dia lakukan nanti. Dirinya sudah memakai bajunya yang terbaik walaupun dia tidak memakai baju seperti jas. Sebenarnya dirinya sudah punya ide untuk memakai itu, tetapi ide tersebut langsung ditolak mentah-mentah oleh mamanya. Alhasil, dirinya hanya memakai sebuah kemeja putih dengan celana jeans miliknya. 

"Diterima enggak, ya ?" dirinya sudah mengucapkan itu ratusan kali bahkan sampai seluruh pegawai dan Fey hanya menghela napas dengan kesal. 

"Sekali lagi lo ngomong kayak gitu. Gue doain enggak diterima." Ancaman Fey berhasil, Xander langsung bungkam dirinya membuka laptopnya lagi, membaca ulang sesuatu di sana dengan fokus. 

Konsentrasinya pecah ketika notif ponselnya berdenting, nada dentingan yang tidak pernah berganti bahkan setelah tujuh tahun lamanya. Nada yang hanya khusus untuk satu orang di hatinya. 

Beloved. 

Xan, janjiannya jam berapa ya, so sorry aku lupa :( 

Kantor sibuk banget. Aku sampe pusing. Ada klien rese 

Jam delapan, sayang. Semangat buat kesayangannya Xanxan !!

Okey, siap. Aku revisi laporan dulu, ya ! Semangat juga di kantor papa ! 

 Aku revisi laporan dulu, ya ! Semangat juga di kantor papa ! 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Favorite boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang