MFB 28 - Hilangnya Alan

114 11 118
                                    

HAPPY READING!

kamu kemana? rumah kosong

Volna menatap layar ponsel kesal, lalu mengetikan balasan dengan cepat.

Volna menatap layar ponsel kesal, lalu mengetikan balasan dengan cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Volna berdecih lalu menutup obrolan dan mematikan ponselnya, merebahkan kepalanya ke meja dan menghela napas panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Volna berdecih lalu menutup obrolan dan mematikan ponselnya, merebahkan kepalanya ke meja dan menghela napas panjang. Bahkan Mamanya hanya ingin mengambil uang ayahnya bukan sadar dan kembali bersamanya.

Mungkin sudah tidak ada cara untuk kembali memupuk keharmonisan keluarga, sebenarnya dia juga tidak terlalu berharap dia tau kalau Mamanya memang mempunyai niat buruk.

"Volna, sini." Mama Xander tersenyum sambil melambaikan tangannya, Volna langsung berdiri dan menghampiri menerima piring yang berisi buah dari Mamanya.

"Dimakan ya, Volna pasti bosen di kamar terus. Maafin itu anak ya emang manja banget apalagi kalo sakit. Harus banget sabar." Mama Xander berbisik kecil Volna tertawa pelan, menyetujui perkataannya. Xander memang manja tetapi keras kepala juga membuat Volna kadang kesal dengan tingkahnya.

"Nanti Mama biar yang jemput Alan oke, tenang aja." Volna berterima kasih dan Mamanya menutup pintu kamar perlahan dan menghilang dari sana.

Volna kembali ke meja belajar Xander kemudian meletakan piring dengan potongan melon dan semangka yang terlihat manis itu. Menatap potongan buah itu dengan agak sedih.

My Favorite boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang