HAPPY READING!
"Xan, kok ngelamun?" Volna mengibaskan tangannya perlahan, sambil menatap bingung.
"Eh enggak ngelamun kok, Nana enggak mau makan permen kapasnya?" Volna menggeleng "udah malem, nanti sakit gigi." Xander hanya mengangguk paham dan mereka hanya diam tanpa ada yang ingin memulai pembicaraan.
"Eh bentar, aku ambilin baju Alan dulu." Volna tiba-tiba teringat kalau Alan belum mengambil baju ganti sama sekali. Dia bergegas menuju kamar dan mengambil satu setel baju tidur dan mengetuk pintu kamar mandi, mengatakan kepada Alan bahwa baju gantinya diletakan di depan pintu.
"Kak Na, Alan udah mandi. Boleh tidur?" Alan yang sudah segar dan menggunakan setelah piaya bergambar dinosaurus itu terlihat menggosok matanya dan menguap, sepertinya permainan tadi sangat menguras tenaganya. Volna mengangguk dan Alan segera berlari masuk ke dalam kamarnya.
"Kamu enggak mau pulang?" tanya Volna menatap pacarnya itu seolah mengusir membuat Xander cemberut kesal.
"Mau, tapi karena kamu ngusir aku jadi pengen nginep aja." Volna melotot lalu mencubit lengan Xander kesal "Udah malem, besok sekolah."
"Jadi kalau besok enggak sekolah, boleh nginep?" Volna melotot mendengarnya lalu Xander tertawa puas melihat wajah Volna yang garang.
"Aku pulang deh, oh iya mainannya Alan belum aku keluarin."
"Sekalian nganter kamu ke luar aku bawa nanti." Volna mengikuti langkah Xander yang hendak keluar dan mereka sampai di depan pagar, Xander membuka bagasinya dengan remote otomatis dan mengambil mainan itu dari sana.
"Makasih ya Xan."
"Buat apa?"
"Semuanya dan maaf ngerepotin aku ketiduran terus."
"Ketiduran aja terus Na, aku ikhlas." batin Xander dalam hati sambil mengacungkan jempolnya penuh harap.
"Xanxan tau kok kalau Nana kecapekan, jangan dipaksa Na kalau capek istirahat. Kamu juga enggak perlu beban dibawa sendiri, ada aku bagi ke aku. Aku siap direpotin." Volna tersenyum, dia benar-benar bertemu dengan orang yang bisa dibuat sandaran dan pegangan.
"Xan, tutup mata bentar." Xander membuat wajah tanda tanya kebingungan walaupun akhirnya dia memejamkan matanya, Volna sendiri menarik napas dan menempelkan bibirnya ke telapak tangan dan menempelkannya ke pipi Xander dengan cepat.
"Udah, sana pulang."
"Kamu apain pipi aku Na?"
"Enggak, ngapa-ngapain. Tadi ada nyamuk jadi aku tepuk aja."
"Oh, beneran? Aku kira apa. Ya udah aku pulang ya." Xander berjalan ke pintu kemudi dan membuka pintunya perlahan, Volna masih setia di depan sana sambil menatap kepulangan Xander.
"Makasih lagi Na-" ucap Xander sengaja dibuat menggantung membuat Volna menatap pacarnya itu kebingungan "Cium tempelnya." setelah berbicara Xander masuk ke dalam mobil dan Volna mematung dan seketika pipinya memanas.
"Kok ketahuan?" batin Volna menutup pipinya dengan telapak tangan sambil menatap mobil Xander yang sudah menjauh. Xander terkekeh melihat Volna yang masih memegang pipinya yang memerah lewat kaca spion mobilnya, sebenarnya Xander tadi hanya memejamkan matanya sebentar dan mengintip apa yang dilakukan Volna.
"Besok enggak mandi deh." Xander berbicara sendiri di dalam mobil lalu tersenyum senang membayangkan wajah Volna yang memerah.
***
Pagi hari, waktunya sekolah Xander sudah bersiap dengan seragam sekolahnya dan dia akhirnya mandi karena merasa ada yang kurang kalau dia tidak mandi. Agak menyesal tetapi dia juga senang badannya menjadi bersih dan wangi kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite boy
Teen Fiction[Finish, tidak lengkap, segera terbit] "Gimana kalau kita pacaran?" Volna hanya ingin menjalani hidupnya tanpa ada masalah apa pun. Suatu saat, dia bertemu dengan Xander yang menurutnya menyebalkan selalu ingin mendapatkan hatinya. Berbagai masalah...