MFB 30 - Postingan Xander

130 14 132
                                    

HAPPY READING!

"Nana, kamu kenapa? Jangan nangis lagi." Xander masih dengan posisi tidur menatap pacarmya itu bangun dan terisak bahkan kasurnya sudah basah karena air mata.

Volna mengusap wajahnya dan mendekat ke arah Xander memeluknya secara tiba-tiba membuat Xander mematung, Volna memeluknya bahkan dipikir saja membuat melayang.

"Maaf Xander, aku ngerepotin kamu, aku bikin kamu sakit, aku bikin khawatir, aku aku." Xander membalas pelukannya menepuk punggung Volna supaya Volna berhenti menangis.

"Volna enggak pernah ngerepotin Xander dan Xander enggak pernah sakit karena Volna, Xander sakit karena emang imun Xander kurang."

"Kalau mau marah boleh kok Xan." Volna sudah berhenti memeluk Xander dan menatap Xander dalam posisi duduk. Xander tertawa, dia bahkan tidak tahu harus marah tentang apa.

"Ngapain marah? Nana mau jadi pacar Xander aja Xander yang bersyukur."

"Bukannya harusnya Nana yang bersyukur punya pacar kayak Xander?" tanya Volna membuat Xander salah tingkah setengah mati.

"Berarti kita cocok Na, pokoknya Xander cuma punya Nana dan Nana cuma punya Xander." Volna tertawa lalu mengangguk.

"Mau makan? Aku baru sadar ini udah siang." Xander mengangguk lalu Volna segera keluar dari kamar Xander dia baru sadar kalau dia mengungkapkan semua perasaannya, Volna menyentuh dadanya, lalu tersenyum.

"Pa, Volna bakal buat Papa bangga." Volna berjalan turun dan menuju meja makan.

"Siang," ucap Volna sambil melirik Alan yang langsung panik dan menyembunyikan tangannnya. Dia bahkan belum selesai makan sejak daritadi.

"Eh Volna, ayo makan sini." Mama Xander langsung menepuk kursi yang berada di sebelahnya dan Volna menurutinya.

"Aku cuma mau ambil bubur buat Xander Ma, dia tadi mau makan." Mamanya langsung bangkit dan mengambil mangkuk, menyiapkan makan siang untuk anaknya.

"Kamu makan aja ya, biar Xander mama yang urus. Kasihan kamu kecapekan pasti nungguin Xander daritadi." Volna menurut saja, energinya sudah habis untuk menangis daritadi dia mengambil nasi dan sayur untuk dirinya sendiri setelah Mama Xander pergi.

"Makan Alan, daritadi enggak habis nanti nasinya nangis loh."

"Nanti aja Kak Na. Alan bosen makanannya." Volna tersenyum tipis.

"Tangannya lecet aja kan? Ayo makan."

"Kak Na tau?" Alan menatap Volna takut, padahal dia diajarkan untuk tidak berbohong dan bisa-bisanya dia sekali berbohong langsung ketahuan oleh Volna.

"Tau, tau banget kalau Alan bohong. Padahal waktu itu udah janji buat enggak bohong." Alan menunduk sambil memainkan jarinya, merasa bersalah.

"Maaf Kak Na, Alan enggak mau Kak Na marah dan khawatirin Alan." Volna berpindah duduk di sebelah Alan, mengacak-acak rambut Alan yang semula rapi.

"Lain kali, jujur ya Alan. Kalau bohong gitu yang repot kamu sendiri, semakin kamu banyak bohong semakin kamu ketakutan. Kak Na enggak bakal marah jadi Alan harus jujur ya," ucap Volna lalu tersenyum Alan mengangguk mengerti, meminta maaf karena tadi berbohong.

My Favorite boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang