Marcella Wilhalm tidak pernah merasa sebahagia sekaligus bingung seperti ini, di detik pertama ia membuka matanya, dan mendapati wajah putrinya dekat dengannya. Entah karena Marcella yang masih terjebak di dalam mimpinya karena sangat merindukan putrinya, atau memang apa yang ia lihat saat ini ialah semuanya kenyataan.
Tetapi ketika wanita itu merasakan genggaman tangan putrinya pada tangannya, Marcella pun menjadi sangat yakin, bahwa apa yang sedang ia rasakan saat ini memanglah sebuah kenyataan. "Luna?"
Air mata di pelupuk matanya kini sudah tidak bisa Marcella tahan lagi, ketika wanita itu melihat senyuman tipis dari wajah putrinya yang kini masih menggenggam tangannya. "Hey."
Marcella langsung membawa genggaman tangan putrinya ke bibirnya untuk ia cium. Dan untuk pertama kalinya sejak sepuluh tahun, Marcella menangis bahagia karena putrinya. "Maafkan Mommy, Sayang. Maafkan Mom."
Sementara Lunaby Wilhalm yang saat ini sudah berada direngkuhan ibunya pun hanya bisa terdiam, masih merasakan kecanggungan yang luar biasa karena sudah sepuluh tahun lamanya wanita itu tidak merasakan pelukan dari ibunya.
"Luna, maafkan Mom. Mommy benar-benar menyesal mengatakan hal tersebut. Kamu adalah putriku, putriku satu-satunya. Mommy minta maaf, Luna. Mommy benar-benar minta maaf." ujar Marcella dengan isak tangisnya.
"Kamu sudah tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik, Sayang." puji Marcella ketika pelukannya sudah terlepas dari putrinya.
Lunaby tersenyum tipis. Wanita itu lalu mengulurkan tangannya untuk mengusap pelan pundak Ibunya. "Bagaimana kabarmu?"
Marcella dengan semangat menjawab, "Much much better, Sayang. Apalagi ketika melihatmu tepat di saat aku membuka mata. I miss you so much, little pumpkin."
"Kenapa tidak mengatakan yang sebenarnya kepada kami, mengenai penyakitmu?"
Marcella membungkam mulutnya, sembari menatap ke arah belakang Lunaby di mana Suaminya saat ini berada. Marcella tidak menjawab untuk waktu yang lama, sampai perkataan dari Lunaby membuat wanita itu memutuskan untuk membuka suara.
"Aku tidak datang ke sini hanya untuk melihatmu menolak menjawab pertanyaanku, Marcella."
Tidak hanya Marcella, Dominic selaku ayah dari Lunaby pun turut terkejut, ketika mendengar putrinya yang memanggil istrinya dengan nama depan. "Luna? She's your mother!"
Lunaby mengangkat kedua bahunya acuh, "She was the one who told me to never call her with that title anymore. She was the one who told me that, that she is no longer my mother, Dadda."
Marcella tertegun. Wanita itu benar-benar tidak mengetahui bahwa apa yang ia katakan sepuluh tahun silam, benar-benar membekas dengan baik di hati putrinya. Dan Marcella tidak bisa menyalahkan Lunaby akan hal itu, karena sejatinya semua ini memanglah berakar dari dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]
RomanceCerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik. ⚠️ Cerita ini mengandung kata da...