Amalfi Coast, Italy.
"Aku menyesali dua puluh lima tahun hidupku, karena aku sama sekali tidak pernah ke sini." ujar Lunaby ketika kedua matanya tidak pernah berhenti menatap keindahan Amalfi Coast dari tempatnya saat ini.
Lunaby menolehkan wajahnya, ketika merasakan rangkulan pada pinggangnya dari arah belakang. "Orang tuaku selalu mengajak kami setidaknya satu tahun sekali untuk mengunjungi tempat ini. Karena bagi mereka, Amalfi cukuplah penting untuk kisah percintaan mereka, dan mereka ingin ketiga anaknya mengingat kota ini sebagaimana mereka mengingatnya."
Lunaby tersenyum, tentu saja ia sudah mengetahui cerita itu, ketika ia harus terjebak dalam pembicaraan dengan Althea Gallagher beberapa bulan lalu di Manor. "Aku sangat mendambakan kisah percintaan kedua orang tuamu."
"Mereka yang membuatku percaya, bahwa cinta sejati memanglah ada."
"Leon," panggil Lunaby.
Gerald yang sedang memeluk wanita itu pun berdehem, "Yes, Samantha?"
"Apa kamu pernah berpikir mengenai pernikahan?"
Gerald membuang napasnya kasar. "Awalnya aku berpikir, bahwa pernikahan is such a waste of time and I don't know... nonsense?"
"Tetapi setelah kembali bersamamu, aku menyadari bahwa sebuah ikatan pernikahan mungkin tidak setidak masuk akal yang aku bayangkan. Spending the rest of your time with your significant other, falling in love every single day to the same person, dancing in the kitchen floor, swimming at the lake. Aku rasa, marriage is kinda fun, and exciting... asalkan itu bersamamu, wanita yang aku cintai."
Walau kedua pipi Lunaby memerah karena mendengar jawaban yang diberikan oleh Gerald, tetapi ketika ingatan wanita itu kembali kepada foto yang ia lihat saat mereka berada di Paris membuat kesenangan di diri Lunaby seketika menghilang. "Apa kamu yakin, kalau aku adalah wanita yang kamu cintai?"
Gerald dengan cepat menganggukkan kepalanya, "It's always you, Tha. It's always been you."
"Kalau kamu bagaimana, Tha? What do you think about marriage life?"
"I adore the idea of a marriage so much. Terutama setiap kali aku melihat kedua orang tua kita. Bagaimana bahagianya mereka, anak-anak mereka."
"Tapi?"
Lunaby membuang napasnya kasar, "Aku tidak yakin aku bisa terus memaafkan orang yang berjanji akan membuatku bahagia di hadapan Tuhan."
"Walaupun orang yang berjanji itu juga melakukan hal yang sama kepadamu?" tanya Gerald yang membuat Lunaby menoleh. "Maksudmu?"
"Kamu tidak yakin apa bisa bertahan dengan orang yang terus menerus mendapatkan maaf kamu, tapi bagaimana kalau kamu berada di posisi orang itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Only Me When I'm With You [COMPLETED]
RomanceCerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik. ⚠️ Cerita ini mengandung kata da...