Cerita ini berada tepat dibawah perlindungan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia. (UU No. 28 Tahun 2014). Dilarang mengcopy-paste atau memplagiat cerita ini dalam bentuk apapun, baik digital maupun fisik.
⚠️ Cerita ini mengandung kata da...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✨HAPPY READING✨
Mitchell Green Energy Headquarters, Chicago, Illinois, USA.
"Ge, apa kamu sibuk?"
Gerald Gallagher yang sebelumnya hanya terpaku pada laptop di hadapannya pun menengadahkan wajahnya, menatap ke arah wanita yang saat ini sedang berdiri di depan pintu ruang kerjanya dengan senyumannya, "Sedang membalas email, ada apa?"
"Can I come in?" tanya wanita itu, yang langsung dibalas dengan anggukan kepala oleh sang pemilik ruangan.
Setelah melihat wanita tersebut berada tepat di sampingnya, Gerald pun langsung memundurkan kursinya dan bangkit dari posisinya. Berjalan mendekati wanita tersebut, dan berdiri tepat di hadapannya. Mengurung wanita itu pada meja kerjanya, Gerald pun mengelus pelan wajah wanita itu. "Ada apa Clara?"
"Nanti siang makan bersamaku?" tanya Clara, yang langsung membuat Gerald mengernyitkan alisnya.
"Aku tidak punya jadwal makan siang dengan siapa pun hari ini."
Mendengar itu, senyuman di bibir Clara pun terpancarkan, "So, it's a yes?"
Gerald tersenyum menyeringai. Dan bukannya menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh sekretarisnya, Gerald justru menjalankan tangannya menelusuri area sensitif bagian atas tubuh wanita itu.
"Gerald." lenguh Clara ketika merasakan remasan pelan pria itu pada tubuhnya.
"One round for 1 hour lunch?"
"Ge, aku sedang di masa subur."
Gerald sontak menjauhkan tubuhnya dari tubuh Clara, ketika pria itu mendengar jawaban dari wanita di depannya. Sementara Clara, wanita itu justru menyesali perkataannya, yang mengakibatkan Gerald lebih memilih untuk mengurungkan niatannya.
"Aku belum mendapatkan menstruasiku, kita masih bisa melakukannya." ujar Clara yang kini sudah berjalan mendekat ke arah Gerald.
Pria itu dengan cepat mengangkat tangan kanannya, sebagai pertanda bagi Clara untuk tidak melanjutkan langkahnya. "I don't want to take any risk. Back to your room, Clara."
Clara menghembuskan nafasnya kasar, "I still can give you a head."
"Back to your room, Clara."
Clara mengerucutkan bibirnya. Seharusnya, wanita itu tidak perlu mengatakan perlihat masa kesuburannya kepada pria di hadapannya. Atau akibatnya akan seperti ini, Gerald yang menolak mentah-mentah dirinya. Karena itu, Clara pun semakin mendekatkan tubuhnya pada tubuh Gerald, dan mengarahkan tangannya pada inti milik pria itu.
"Let me. Please, Sir?" pinta Clara dengan mata yang menatap Gerald penuh permohonan.
Gerald tetap menggelengkan kepalanya, dan justru menepis tangan Clara dari tubuhnya. "Back to your room, Clara."