64

453 44 10
                                    

Halo semuanyaaaa!!!
Astaga udh brp lama kira" huhu, maaf maaf banget buat semuanya yg masih nungguin cerita ini😭😭

Kookoo ngerasa stuck bener sm cerita ini dan juga selama satu bulan krmn lagi pada sibuk"ny😭🥺

Sebelum baca ini chapter lebih baik kalian baca chapet sebelumny dulu kali yah hehe..
Biar rada nyambung bagi yg lupa gimn alurny

Sekali lagi kookoo minta maaf atas keterlambatannya semua🙏🏻🙏🏻
Hayuk dh kita cuss ke ceritanyaa!!

Sorry for typo:)
And Cekidott!!

















ENJOY
.
.
.





























Suara langkah kaki ribut terdengar disepanjang koridor rumah sakit, membuat semua orang yang ada disana terkejut dan menatap iba ketika melihat dua orang yang terbaring tidak berdaya diatas bangkar rumah sakit. Darah melumuri setiap jengkal tubuh kedua orang itu, dengan tali infus menancap rapi dipunggung tangan keduanya, serta masker oksigen yang kini dipasang ketika keadaan keduanya semakin tidak baik-baik saja.

Hingga langkah kaki mereka terhenti didepan pintu ICU yang kini tertutup rapat dan lampu oprasi yang menyala. Manik sipitnya menatap kosong pada pintu ICU dihadapannya, nafasnya tercekat dengan kedua tangan mengepal kuat. Jimin menggeram frustasi bersama air mata yang menetes. Kedua adiknya, Taehyung dan jungkook kini berada didalam sana dengan kondisi yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja.

Keadaan keduanya begitu buruk dan jimin tidak bisa melakukan apapun—

"ARGGHH!!" Teriak jimin menggema disepanjang lorong, untung nya tidak terdapat banyak orang disana lalu sekali hentak ia meniju kuat dinding dihadapannya, hingga membuat tangan nya berdarah.

"JIMIN" teriak namjoon dari ujung lorong ketika melihat keberadaan jimin didepan ICU, bersama dengan hoseok dan membuat mereka terdiam ketika jimin terisak kuat dengan nafas bergemuruh. Namjoon beralih menatap pintu ICU dihadapannya—ia juga sama khawatirnya, bahkan namjoon merasa sangat tidak bedaya ketika ia harus memberitahu tentang hal ini pada keluarga mereka.

Semua orang tidak menyangka jika semua akan berakhir seperti ini, sehun dan chanyeol akan segera menyusul bersama yang lainnya—sementara jackson ditahan dimarkas Victory, dijaga ketat oleh puluhan orang bahkan hosoeok memerintah mereka untuk menyiksa jakson—namun ia tidak akan semudah itu membiarkan jackson mati setelah mencelakai kedua adiknya.

Jackson harus menderita sebelum kematiannya menjemput—semua rasa sakit yang dirasakan jungkook dulu akan mereka balaskan. Jackson harus menderita bahkan jika ia sekarat—hoseok, namjoon dan yang lainnya tidak akan membiarkannya mati—sesakit apapun itu.

Berjam-jam mereka menunggu didepan ruang ICU yang tidak kunjung terbuka—semakin membuat namjoon dan hoseok khawatir, sementara jimin tidak sama sekali beranjak dari tepatnya, yang kini terduduk dilantai dengan manik menatap lurus serta pandangan kosong.

Hingga suara langkah kaki ribut dari ujung koridor membuat namjoon dan hoseok menoleh, lalu mendapati sehun dan chanyeol yang kini menatap lekat pada keduanya—sementara para eomma serta seokjin dan yoongi kembali menangis dengan nafas bergemuruh.

"Bagaimana keadaan mereka?!!" Tanya chanyeol menatap lekat pada namjoon yang kini terdiam dengan manik berkaca-kaca lalu menundukkan kepalanya—membuat chanyeol menahan nafas sementara sehun terdiam. "O-operasinya belum juga selesai appa" ucap namjoon mengepal kuat kedua tangan nya dan berusaha untuk tidak menangis—walau kini air mata sudah memberontak ingin keluar.

Euphoria || Don't Look In The Cover?!, Inner Child Huh?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang