•••
Kedua wanita berbeda generasi kini sedang mengobrol sembari berjalan ke kamar putrinya. sebelum membuat langkah jungkook terhenti, begitu juga dengan sang eomma—yang kini ikut memberhentikan langkah di depan beberapa kamar.
"Sayang, apa kau masih ingat yang mana kamarmu?" Mendengar pertanyaan itu sempat membuat jungkook terdiam, namun setelahnya dia tertawa sambil mengangguk.
"Tentu aku masih ingat eomma" ucap jungkook dengan senyum yang terlihat sangat menggemaskan. Dengan kaki yang kini kembali melangkah keaarah salah satu pintu—yang merupakan kamar yang telah menjadi miliknya sejak dulu.
Jungkook perlahan membuka pintu kamar itu, dengan manik mengedar menatap keseluruh pennjuru kamar—yang sama sekali tidak berubah.
Bahkan Semua barang-barang dan tata letaknya masih sama, semua terawat dengan rapi dan bersih."Eomma semua masih sama seperti dulu, tak ada yang berubah" ucap jungkook sambil memgelilingi kamar yang sangat ia rindukan itu.
"Tentu sayang, eomma yang menjaga ini semua, eomma tidak mau ada yamg berubah kecuali kau yang merubahnya" ucap sang eomma dengan dengan suara mengalun begitu lembut.Membuat jungkook melirik, menatap sang eomma dengan tatapan seduh—kemudian melangkah mendekati wanita yang selama itu telah memberikan kasih sayang pada dirinya.
"Terima kasih eomma sudah menjaga ini semua, maaf selama ini jika aku membuat kalian khawatir" ucap jungkook dengan kepala menunduk penuh penyesalan dihadapan eommanya. Membuat luhan menggeleng lalu mengusap lembut pipi gembil putrinya.
"Tidak-tidak sayang, kau tak pernah membuat kami khawatir. Kami percaya pada mu, alice juga bersamamu dan juga kami sering mengunjungimu. Maafkan eomma karena tidak bisa mengunjungimu waktu itu. Kau juga sedang dalam kegiatan kuliahmu. Tapi masih beruntung alice yang selalu mengabari kami tentang keadaanmu pada saat itu."
Mendengar perkataan sang eomma, entah kenapa tiba-tiba membuat jungkook merasa pening, seperti dihantam oleh bebatuan besar—namun ia harus menahan rasa pening itu. Jungkook tidak imgin membuat eommanya khawatir. " iya eomma maafkan aku"
"Mmm.. Eomma aku mau ke kamar mandi dulu, mmmm.. mau—" jungkook berusaha untuk berbicara dengan nada suara yang ia buat sebaik mungkin. Agar tidak membuat sang eomma tahu—jika kepalanya kini semakin terasa pening.
"Iya-iya eomma paham, sekarang istirahatlah dahulu, bersihkan dirimu." Ucap sang eomma kemudian melangkah keluar setelah memberikan ciuman lembut dikening. Meninggalkan jungkook yang kini dengan cepat menutup pintu kamarnya.
Saat rasa pening itu semakin menyerang kepalanya, bahkan tubuhnya kini jatuh terduduk dengan jantung berdegup kencang. Jungkook berusaha bangkit—menahan sekuat mungkin rasa sakit itu dengan tangan terulur mengambil obat berada didalam tasnya. Lalu memakan obat itu tanpa meminum air.
Nafasnya bergemuruh dengan keringat membasahi pelipisnya. Jungkook kembali mencoba untuk bangkit, dan menghempaskan tubuhnya diatas tempat tidur—dengan kedua mata yang kini perlahan menutup.
•••
Beberapa jam kemudian, kedua mata monolid itu perlahan terbuka, dengan pemilik nya yang kini terbangun dari tidurnya—karna pengaruh obat dan rasa sakit yang menghantam kepalanya tadi siang.
"Ughh.. Kepalaku sakit sekali." Jungkook meringis, dengan tubuh yang kini bangkit dan duduk di tepi kasurnya.Namun pikiran nya kembali berselancar, ketika hal itu harus kembali terjadi—terlebih lagi dirumah nya sendiri. Jungkook hanya takut jika kedua orang tuanya tahu tentang hal ini. "Kenapa harus sekarang?!, gumam jungkook yang hampir menangis. Kedua tangan nya perlahan mengepal—meremas seprai miliknya.
Hingga suara ketukan pintu, membuat jungkook tersentak lalu dengan cepat mengusap air mata yang menetes dipipinya.
"Kookie, sayang ini eomma apa kau sudah bangun?, eomma masuk ya.."
"Eeh, i-iya eomma kookie sudah bangun." Ucap jungkook, berusaha membuat suaranya agar tidak terdengar gemetar. Hingga pintu itu terbuka—memperlihatkan sang eomma yang melangkah masuk sambil membawa semangkuk buah stawberry dan mendekat ke arah putrinya yang masih duduk di tepi kasurnya itu.
"Mmm.. Putri tidur sudah bangun rupanya ya..
Bagaimana tidurnya tuan putri, apa sudah puas—" Sang eomma terkekeh ketika melihat putrinya yang masih teridam dengan wajah khas bangun tidur dan berusaha mengumpulkan kesadarannya."Eomma kenapa sekarang masih siang, perasaan kookie tadi tidur saat masih siang juga—tapi kenapa sekarang masih siang ? Dan juga kenapa kookie memakai baju ini?. Seingat kookie, kookie tidak berganti pakaian saat sebelum tidur tadi? Siapa juga yang memgganti pakaian kookie?.
Eomma kenapa diam saja?, eomma jawab kookie" ucap jungkook yang memberikan ribuan pertanyaan pada sang eomma—yang hanya bisa memghela nafas sambil memijat pelipisnya karna tingkah putrinya itu.Saat jungkook masih sibuk mengomel, membuat kedua manik hitam itu membola—ketika satu buah stawberry masuk ke dalam mulutnya dan sukses membuatnya berhenti bicara. Sementara samg eomma yang menjadi pelaku tersenyum puas—karena tidak lagi mendengar pertanyaan random dari putrinya.
"Mmmpphh.." suara jungkook saat mulutnya di sumbat dengan buah stawberry, membuat jungkook mendengus sebal pada eommanya. Namun ia tetap mengunyah buah yang terasa manis dan asam didalam mulutnya.
"Tuan putri berhenti dulu ya bicaranya, bagaimana saya bisa menjawab pertanyaanmu anda—saat tuan putri bertanya seperti nge-rap melebih kecepatan nge-rapnya Suga BTS." Ucap sang eomma kemudian mendengus pasrah.
"Kookie tertidur kemarin siang dan sekarang sudah pagi. Dan masalah baju mu itu, eomma yang mengantikan nya—saat eomma mau mengajakmu makan malam, tapi kookie sudah tertidur" Jawab sang eomma, memeberikan jawaban disetiap pertanyaan yang diberikan putrinya.
Sementara dipelaku hanya mengangguk dan bergumam—merespon ucapan sang eomma sambil menimkmati buah stawberry yang hampir tinggal setengah mangkuk.
"Itu saja?, kookie tadi bertanya banyak dengan kecepatan 10 km/perjam, dan gumaman saja jawabanmu.?!—Yakk anak ini."
Dengus sang eomma kesal, lalu memutar bola malas."Iya, karna semuanya sudah eomma jawab jadi aku tak tau harus menjawab apa lagi.
Apa jawabanku salah eomma?" Tanya jungkook polos sambil memakan stawberry itu lagi."Yakk anak ini!. Sudah sekarang cepatlah mandi—dari kemarin kookie belum mandikan?!, setelah itu turunlah untuk sarapan" Ucap samg eomma sambil mengambil mangkuk buah stawberry yang telah ludes—bersih tanpa sisa. Kemudian melangkah keluar, meninggalkan jungkook yang masih sibuk mengunyah satu buah stawberry ditangan nya.
"Ada apa?, apa aku salah bicara?
"Maafkan kookie eomma.."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria || Don't Look In The Cover?!, Inner Child Huh?!
Fanfiction[Completed!] Senyum manis yang selalu diperlihatkanya, mungkin menyimpan banyak ketakutan yang tidak pernah orang ketahui. "Aku menyayangimu Taehyungie." "Kau cahayaku jungkookie." #1 Euphoria (31032021) #1 Euphoria (15042021) #1 Euphoria (25042021)...