7. TRAKTIR

399 65 86
                                    

Tristan masih berjalan dengan posisi tubuh Alana masih berada di gendongannya, Alana belum sadarkan dirinya, coba saja Alana sadar dan melihat cowok kasar yang ia sukai itu menolongnya untuk kedua kalinya.

Saat sampai di depan ruang UKS dengan sigap Guntur yang berada di belakang tubuh Tristan membantu membuka pintu ruang UKS. Setelah pintu terbuka Tristan segera membaringkan tubuh mungil Alana di atas ranjang yang berada di dalam ruang UKS.

Tak lama kemudian, Sisi yang sedari tadi mencari kunci UKS baru saja tiba di depan pintu ruang UKS. Dirinya terkejut saat keadaan UKS sudah ramai. "LOH KOK KALIAN BISA MASUK???!!" tanya Sisi diujung pintu.

Semua menoleh ke arah Sisi yang ngos-ngosan. "Orang nggak dikunci," jawab Rayhan pada Sisi.

"IHHHHH TADI DI KUNCI!!!" teriak Sisi.

Memang benar pada saat Sisi tiba di UKS beberapa menit lalu keadaan UKS terkunci. Ternyata oh ternyata setelah Sisi pergi dari UKS, adik kelas yang Sisi cari ke kelasnya sudah terlebih dahulu membuka pintu UKS. Sial! jadi untuk apa Sisi berlari-lari ke kelas XI?

"Terus gimana Alana? Masih pingsan?" tanya Sisi menghampiri mereka semua. Delima duduk di samping ranjang UKS dan Tristan bersama empat temannya berdiri di samping ranjang.

"Masih nih!" ujar Delima khawatir.

"Bentar gue cari minyak kayu putih!" sahut Sisi lalu beranjak menghampiri sebuah lemari obat-obatan. Ia mengeledah satu demi satu sisi dari lemari, sampai akhirnya ia berhasil menemukan botol kecil bewarna hijau. Ia segera mengambilnya dan memberikan pada Delima. "Coba lo olesin!" suruh Sisi.

"Lo berlima balik ke kelas aja, biar gue sama Delima yang nanganin Alana." lanjut Sisi pada Tristan, Guntur, Tian, Rayhan dan Bima.

"Iya, mending lo pada balik ke kelas aja. Sebelumnya makasih ya udah bantu gue bawa Alana," ucap Delima dengan senyum. Ia menemukan sisi baru dari kelima lelaki di hadapannya. Walaupun sering kena hukuman dan kasus disekolah, tetapi jiwa sosial mereka tinggi. Mau membantu sesama.

"Coyyyy, dia senyum ke gue ya?" bisik Rayhan pada Bima.

"Bukan, dia senyum ke gue cok!" balas Bima.

"Ke gue anjir."

"Ke gue batu lo!"

"Ngasal anjir, orang ke gue. Kayaknya tuh cewek suka sama gue dah,"

"Suka sama gue,"

Bima dan Rayhan sekarang malah berdebat yang tidak jelas, padahal kenyataannya Delima memberikan senyum kepada semuanya.

"Bisa cepetan dikit nggak keluarnya, gue mau buka bajunya Alana!" seru Sisi memerintahkan kelima lelaki untuk segera keluar dengan sedikit jutek.

"Iya nih mau keluar, jutek amat lo." Sahut Bima.

Akhirnya Tristan keluar dari ruang UKS dan diikuti keempat temannya, Sisi lalu menyusul mereka dan segera menuntup pintu ruang UKS. Tak lupa juga tirai jendela agar tidak ada yang mengintip. Mengunci dan segera berbalik ke ranjang dimana Alana sekarang terbaring masih tak sadarkan diri.

Tubuh Alana masih dingin, Delima segera mengoleskan minyak kayu putih pada dada Alana. Sensasi hangat dan bau minyak kayu putih yang cukup kuat mulai menusuk indra penciuman Alana, tak lama kemudian kedua mata Alana mulai terbuka perlahan.

Delima dan Sisi sontak kaget dan sedikit lega saat melihat Alana mulai sadar. Walaupun kepala Alana masih terasa pusing tapi kini jauh lebih baik dari sebelumnya.

Delima dan Sisi membantu Alana untuk duduk, Alana masih memegangi kepalanya yang terasa masih berat. Dadanya yang tadi sesak sekarang sudah bisa bernafas dengan normal.

Tan - LanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang