46. SEMAKIN RUMIT

401 58 100
                                    

Berita yang disebarkan The Queen Of SMA Garuda Emas beberapa waktu lalu masih menjadi topik yang sangat hangat untuk dibicarakan. Beberapa murid-murid yang berada di kantin masih bergosip tentang Alana yang diduga membunuh Papanya sendiri. Kini sudah tercipta dua belah kudu, kudu membela Alana dan kubu yang tak membela Alana.

Tatapan sinis bisa Alana dapatkan ketika dirinya masuk ke dalam kantin.

Alana tak menghiraukan pula ucapan-ucapan yang mengenai dirinya, biarkan orang lain berkomentar ia memilih diam dan membuktikan bahwa rumor tersebut hanya kebohongan semata saja.

Di mejanya Alana hanya diam, ia masih terus memperhatikan Tristan, kekasihnya. Lelaki itu tengah asik berinteraksi bersama Guntur, Tian, Bima, Rayhan, dan Maya.

Sepertinya kehadiran Maya di meja itu tidak diterima oleh keempatnya, hanya Tristan saja yang menerima kehadiran Maya walaupun dengan terpaksa.

"Lo ngapa diem aja sih berdua!" seru Tian yang berada di tengah-tengah Guntur dan Rayhan. "Makan tuh makanan lo, kalau nggak mau buat gue sini!"

"Nih, nggak nafsu gue." Guntur memberikan semangkuk bakso miliknya pada Tian dengan ikhlas.

"Lah, beneran nih???"

"Iya, makan dah."

"WIH MAKASIH LOH, TUR!!!" seru Tian dengan begitu sumringah.

Tristan sama sekali tidak mengubris ataupun mencuri-curi pandang dengan Alana, ia hanya sibuk tertawa, berfoto ria bersama Maya yang begitu aktif di sampingnya.

"WOY! LO SEKOLAH BUKAN MAU NGELONTE!" serang Rayhan, lelaki ini sudah benar-benar tidak tahan dengan kelakuan Maya yang seolah-olah dia adalah ratu sesungguhnya.

Maya menghentikan tangannya yang sedari tadi bergerak memberikan warna pada bibirnya.

"Ngapa sih lo! Nggak suka banget gue dandan?"

"Iya, gue nggak suka!" jujur Rayhan. "Pergi dah lo dari sini, ganggu pemandangan gue aja!"

Maya memasukan alat make up nya kedalam pouch bewarna putih yang berada di atas meja. Ia membenarkan rambutnya dan menatap kembali Rayhan, lelaki yang baru saja mengusirnya.

"Lo siapa sih? Sok banget ngusir gue," kata Maya dengan tatapan jengkel "Orang Tristan aja bolehin gue disini, ya kan, Tan?" tanya Maya yang diangguki Tristan di sampingnya.

"Tuh, lo lihat sendiri!"

"Dasar lonte pasar, nggak tau malu banget najis!" geram Rayhan dalam hati.

Saat menolehkan kepalanya, Tristan tak sengaja melihat Alana yang sedang menatapnya begitu serius di sebrang sana. Namun perempuan itu langsung membuang mukanya saat Tristan menatapnya.

"Ih, kok kamu benggong si Tristan??" Maya yang berada di samping Tristan kini membuka suaranya kembali. "Tristan?!"

Panggil Maya terus-menerus tetapi Tristan tak mengubrisnya. Lelaki itu hanya diam dan menatap ke arah depan.

Cup!

"ANJIR??!!!"

"ASTAGA!!!"

Seru Rayhan dan Bima yang tercenga-cenga saat melihat perempuan yang duduk di samping Tristan dengan beraninya mencium pipi lelaki di depannya.

Tristan tersadar saat dirinya merasakan basah-basah yang menyentuh permukaan kulitnya, iaa dengan cepat menoleh ke arah Maya.

"Lo apa-apasih, May?" tanya Tristan sedikit ketus.

"Anjir nih cewek nggak punya harga diri banget," bisik Rayhan pada Bima.

"Iya, anjir. Suruh balik aja nih cewe, bosen gue liatnya!" balas Bima berbisik kesal.

Tan - LanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang