18. HARI BARU

337 53 89
                                    

Suasana kelas XII IPA 4 pagi ini masih sama seperti sebelum-sebelumnya, masih ada teriakan dari cewek-cewek dan masih ada pula suara cowok-cowok ditemani petikan senar gitar. Hari ini guru yang mengajar di kelas XII IPA 4 kebetulan tidak hadir karena sedang mengurusi kucingnya kawin, bercanda.

Seperti biasa yang dilakukan Tristan dan teman-temannya jika guru tidak masuk adalah merokok di pojok kelas. Tidak semua dari mereka merokok ambil saja contohnya Guntur.

Guntur memang bandel tetapi dia tidak merokok seperti Tristan, Bima, Rayhan dan Tian.

"TAN LO SERIUSAN JADIAN AMA ALANA?!!" tanya Bima, yang baru saja melihat story instagram Tristan kemarin sore. Isi story instagram Tristan padahal cuman foto dirinya bersama Alana berdekatan.

"KOK BISA SIH? BUKANNYA LO NGGAK SUKA SAMA ALANA?!!!" lanjut Bima, yang kemudian duduk di lantai bersama yang lain.

Lelaki yang ditanya itu memilih untuk diam dan masih asik dengan sebatang rokok yang tengah ia hisap, lelaki itu sesekali membenarkan rambutnya yang berantakan.

"Ya, namanya juga jatuh cinta. Pasti yang ngerasain dia sendiri dan orang lain nggak akan tau," sahut Tian, yang berada di sebelah Rayhan.

"Curang banget lo, Tan. Gue aja baru pdkt ama Delima, lo udah pacaran aja sama Alana!!" Bima menyuarakan protesnya pada Tristan. Pasalnya kalian taulah gimana sikap Tristan pada Alana, makannya teman-teman Tristan kaget saat tau Tristan dan Alana berpacaran.

"Lebay banget lo, kayak nggak pernah ngeliat orang jadian aja. Lagian gue ama Alana nggak jadian!" ucap Tristan, lalu melempar putung rokok yang sudah mati ke arah luar melewati jendela kelas.

"Nah, kan bener. Soalnya gue tau lo sukannya sama Maya." Bima membenarkan posisi duduknya, lalu menatap Tristan dengan tatapan penasaran. "Ngomong-ngomong soal Maya lo kenapa nggak deketin dia aja lagi?"

"Gue mau coba sama Alana dulu, kalau emang gue nggak cocok. Gue lepeh tuh cewek. Gampang kan jadi cowok ganteng kaya gue," ucap Tristan sombong.

"Wah, Tan lo kejam banget jadi cowok. Jangan gitulah, Alana tuh cewek baik-baik masa lo tega nyakitin cewek sebaik Alana." Guntur membuka suara merasa tak terima dengan ucapan Tristan.

Tristan hanya diam dan tak membalas ucapan Guntur. Tristan meraih ponselnya dan ada banyak sekali pesan masuk yang dikirimkan Alana. Untuk saat ini, Tristan lagi malas untuk membalas pesan itu jadi ia memilih mematikan kembali ponselnya dan ia masukan ke dalam saku celananya.

"Tau lo, Tan. Walaupun si Alana bawel banget tapi kalau dilihat-lihat muka dia tuh cantik, malah cantik banget!" puji Rayhan untuk Alana. "Kalau lo kagak mau mendingan buat gue dah, mumpung gue jomblo."

"Gue kali ini setuju si sama lo, Han. Di dunia ini jarang banget cewek kayak Alana yang mau ngejar cowok tanpa rasa gengsi. Udah baik, cantik, pinter lagi. Gila si kalau gue nikah ama Alana anaknya bakal sempurna kayak apa ya?" Tian membayangkan hal itu membuatnya tersenyum sendiri.

"Iya, dia emang bukan cewek yang gengsian. Tapi, bisa dibilang dia itu cewek murahan!"

Tiba-tiba murid perempuan dengan rok selutut datang ke kelas XII IPA 4 dan langsung menghampiri Tristan bersama empat temannya yang tengah duduk di pojok kelas.

"Eh, ada Maya. Makin bahenol bakekok aja lo!" seru Bima pada Maya.

"Apaan si lo! sokap banget ama gue!" ketus Maya.

"Ya ampun, May. Lo masih aja jutek ama gue, gue ganteng begini lo jutekin. Nyesel lo nanti," ucap Bima dihadiahi tatapan tak suka oleh Maya.

"Tumben lo kesini, mau nyari Tristan?" tanya Tian nimbrung.

Tan - LanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang