25. RENCANA BUSUK

311 47 112
                                    

"Diaz!"

Panggilan itu membuat Diaz yang tengah asik merokok seorang diri menoleh. Diaz melihat Maya berjalan berdampingan bersama Tasya dan Erika.

"Ada apaan?" tanyanya.

"Lo masih inget tawaran gue kan?" tanya Maya.

Diaz sejenak berpikir, ia mengingat kembali soal tawaran Maya. Tetapi sayang Diaz sepertinya lupa.

"Lo beneran lupa?"

"Iya, emang apaan?"

"Soal Alana."

"Soal Alana??" Diaz mengerutkan keningnya. Ia tidak paham apa yang dibicarakan oleh Maya.

"Iya, soal Alana. Lo suka kan sama dia?"

"Iya, terus kenapa?"

"Gue ada cara biar lo bisa dapetin Alana." Maya menaikan satu alisnya, licik.

"Gimana?"

Maya tersenyum licik, ia sudah memikirkan rencana ini sejak lama. Mungkin dengan bantuan lelaki ini akan membuat peluang besar untuk dirinya menghancurkan Alana.

"Liat aja, permainan akan segera dimulai."

***

Semakin malam semakin ramai, pesta ulang tahun SMA Garuda Emas sudah dihiasi oleh para murid-muridnya. Asap-asap rokok yang berasal dari murid lelaki yang tengah berkumpul di sebuah taman Villa itu mulai menghiasi pesta tersebut.

Lampu-lampu yang berkelap-kelip serta iringan lagu membuat suasana semakin ramai. Beberapa dari mereka juga ada yang tengah meneguk minuman-minuman keras yang sengaja mereka bawa.

Di sebuah bangku panjang di bawah pohon, Alana sedang duduk seorang diri. Sebenarnya Alana bukanlah tipe orang yang suka dengan keramaian. Ia menerima undangan dari Pelangi tadi siang karena ia tau Delima bahkan Sisi suka sekali dengan pesta.

Delima dan Sisi kini sangat menikmati pesta, mereka berdua kini tengah asik berjoget di dekat panggung. Kejora dan Arif tak seheboh Sisi dan Delima tetapi mereka berdua pun terlihat menikmati pesta ini dengan ditemani beberapa cemilan yang tengah mereka pegang.

Udara yang dingin membuat Alana sedikit mengusap-ngusap lengannya seraya memberikan kehangatan.

"Hai, sendirian aja?"

Tiba-tiba sosok lelaki memakai kemeja yang sengaja dibuka kancingnya itu datang dan duduk di samping Alana. Alana yang tadinya tengah melamun kini menoleh dan melihat Diaz yang baru saja duduk di sampingnya itu.

"Eh, Diaz. Lo dateng juga?"

"Iya, nih. Lo sendiri?"

"Nggak, gue rame-rame kok. Sama Kejora, Delima, Sisi, Arif. Lo sendiri sama siapa?"

"Gue sendiri aja sih," jawab Diaz. "Lo cantik banget malam ini!" puji Diaz pada Alana.

Alana tersenyum. "Bisa aja lo."

"Aduh gue nggak kuat ngeliat senyum lo, manis banget," goda Diaz.

"Apaansi lo!"

"Lo udah minum?" tanya Diaz.

"Belum," jawab Alana.

"Mau gue ambilin?"

"Nggak usah, gue juga nggak haus."

"Gue ambilin aja ya!" ucap Diaz sedikit memaksa.

"Nggak usah, Diaz."

"Gue orangnya nggak suka penolakan loh!" kata Diaz.

Tan - LanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang