31. AFTER JADIAN

311 48 148
                                    

Sabar adalah pilihan ku dan memendam adalah hobiku.Alana Anatasya.

"Gimana? Masih sakit hidungnya?' tanya Alana pada Tristan.

Mereka berdua kini tengah duduk berduaan di sebuah warung yang letaknya tak jauh dari sekolah. Warung Bang Gaul, warung para murid SMA Garuda Emas berkumpul untuk merokok, minum serta bolos dari pelajaran.

"Udah nggak. Makasih," balas Tristan membuat Alana tersenyum.

"Besok-besok kalau Diaz gangguin lo bilang ke gue!"

"Kenapa harus bilang?"

"Ya, lo kan pacar gue. Jadi gue harus ngelindungin lo."

"Ih, tapi kalau nanti Alana bilang ke Tristan. Yang ada Tristan sama Diaz berantem lagi, terus yang ada nanti muka Tristan luka lagi. Alana nggak mau Tristan luka."

"Lagian tuh cowok siapa nya lo sih sampe berani ngelakuin kayak waktu di pesta itu?"

"Sahabat, dia cowok pertama yang ngajak Alana kenalan waktu kelas sepuluh. Alana jujur nih ya, Alana pernah suka sama Diaz tapi waktu itu Diaz suka sama Maya, jadi Alana milih buat mundur aja. Ya, udah. Pas kelas sebelas pisah si Diaz tiba-tiba ngejar Alana sampai sekarang."

Mendengar cerita Alana membuat Tristan merasakan hal yang sama seperti jalan cerita dirinya, Maya, dan Alana.

"Ya, udah. Nggak usah lo pikirin lagi, lo kan udah jadi pacar gue jadi lo tenang aja!"

Alana tersenyum. "Alana penasaran deh, kenapa Tristan tiba-tiba mau jadi pacar Alana? padahal kan dulu Tristan nggak suka banget sama Alana."

Tristan memutar posisi duduknya menjadi berhadapan dengan Alana. Tristan menatap wajah Alana, wajah perempuan itu membuatnya semakin yakin dengan perasaannya.

"Kok diam aja, sih? Alana nanya loh," lanjut Alana menyadarkan Tristan.

"Gue suka dan mau jadi pacar lo karena ketulusan yang lo kasih ke gue selama ini."

"Tapi dulu Tristan bilang, Tristan nggak akan suka sama cewek kayak Alana."

"Sorry, kalau ucapan gue dulu bikin lo insecure." Tristan merasa menyesal pernah menghina Alana dengan kata-kata yang tak pantas untuk di ucapkan. "Gue sekarang tau, lo cantik dengan cara lo sendiri. Apalagi hati lo, cantiknya luar biasa."

Alana tersenyum, hari ini ia menemukan sisi lembut dari seorang  Tristan. Ternyata nggak selamanya orang yang terkenal kasar itu akan selamanya jadi kasar.

"Sekarang gue mau tanya sama lo, kenapa lo sabar banget kalau gue hina lo, jelekin lo bahkan pernah berbuat kasar juga sama lo?" tanya Tristan.

"Alasan Alana bertahan karena Alana yakin Tristan itu orang baik. Mau sekasar apapun Tristan ke Alana, Alana bakal tungguin karena Alana yakin seratus persen nggak selamanya Tristan akan kasar sama Alana."

"Lo emang nggak sakit hati kalau gue katain?" tanya Tristan lagi.

"Sakit, sih. Cuman dari situ Alana semakin yakin dan percaya suatu saat nanti kamu akan jadi pacar aku, dan sekarang kamu jadi pacar aku."

Tristan berhasil dibuat tersenyum oleh perempuan di hadapannya ini. Baru kali ini Tristan menemukan perempuan seperti Alana. Alana kuat, Alana sabar, Alana hebat. Itu yang mengambarkan seorang Alana di mata Tristan.

Tristan kembali menatap Alana dengan takjub. Seorang perempuan yang selalu ia perlakukan kasar kenapa malah selalu berbuat baik kepada dirinya? Tristan kini merasa dirinya seperti orang yang paling jahat di dunia ini, menyakiti perempuan tulus seperti Alana.

Tan - LanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang