41. FOTO

264 47 82
                                    

Hari ini sudah tepat tiga hari Arwan pergi meninggalkan Alana. Hari-hari Alana sangat berubah, mulai dari keceriaannya bahkan sikap Maya dan Sinta yang semakin menjadi-jadi. Arwan tidak ada menjadi celah untuk mereka berdua semakin menyiksa Alana, ditambah lagi Bi Inah tidak ada disana, Alana semakin kesepian.

Pagi ini Alana berniat untuk pergi ke sekolah setelah beberapa hari yang lalu ia mengambil izin, Alana izin bukan karena ia sakit, ia hanya butuh waktu. 

Seragam SMA Garuda Emas sudah terpasang lengkap di tubuhnya, ia segera turun dari kamarnya dan langsung bergegas keluar rumah. Hari ini rumah terlihat sepi, Sinta dan Maya pun sepertinya sudah tidak ada di rumah.

Saat membuka pagar rumahnya, Alana terkejut. Ia melihat Tristan tengah duduk di atas motornya.

"Pagi, pacar ku yang cantik, lucu, dan yang paling aku cinta."  Lelaki itu berhasil membuat Alana tersenyum. "Nah, gitu dong senyum. Jangan nangis terus," ucap Tristan.

"Kok kamu tau aku hari ini masuk sekolah?" tanya Alana.

Tristan turun dari motornya dan membuka helm hitam yang terpasang di kepalanya. "Tau lah, apa si yang nggak aku tau tentang kamu." Tristan mensejajarkan wajahnya dengan wajah Alana. Mata mereka saling bertatapan, harum parfum manly Tristan sangat tercium jelas pada indra penciuman Alana.

Cup!

Lelaki itu baru saja mencium kening gadis di hadapannya, alhasil gadis itu tersenyum malu. 

"Masih pagi, Tristan!"

"Nggak pa-pa, aku suka aja nyium kamu." Tristan cengengesan. "Lagian kamunya juga yang salah."

"Aku yang salah?" Alana binggung. "Salah apa coba?"

"Salah punya muka lucu kayak gitu, bawaannya pengen nyium tiap hari aja." Lelaki ini memang bisa saja membuat Alana semakin klepek-klepek padanya.

"Sebelumnya makasih, Tan. Tapi kamu telat, kamu udah jadi orang ke-100 yang ngomong kaya gitu."

"DIH, KOK???! SIAPA YANG BERANI KAYAK GITU?!!!"

"Ada Diaz, Ibram, Arif-" ucapan Alana terpotong begitu saja, karena Tristan sudah memotongnya.

"SEBUT AJA SEBUT, SIAPA LAGI!!"

Alana tertawa puas saat melihat wajah Tristan. "Kamu cemburu, ya?"

"IYALAH, AKU KAN MAUNYA JADI YANG PERTAMA!!"

"Emangnya aku jadi yang pertama buat kamu?"

"Iya, kamu orang pertama yang  berhasil buat aku sebucin ini sama cewek. Sebelumnya aku sih agak bodoamat, tapi sama aku aku nggak bisa bodo amat. Kamu itu terlalu manis untuk dianggurin."

"Udah, udah. Jangan gombal mulu, mendingan sekarang kamu anterin aku ke sekolah."

"AYO, SAYANG!"

***

Tristan baru saja tiba di dalam kelasnya, lelaki itu melihat Guntur bersama Rayhan, Tian, dan Bima yang tengah duduk berkumpul pada satu meja. Dari posisi duduknya, keempat lelaki itu sepertinya tengah membicarakan sesuatu yang cukup serius.

"Ekhm."

Suara Tristan membuat keempat lelaki itu menoleh, Bima langsung berdiri dan menarik tangan Tristan dengan paksa untuk bergabung dengannya. Di tengah meja itu terdapat sebuah ponsel bewarna hitam, ponsel itu milik Bima.

Beberapa kumpulan foto yang terpampang jelas pada layar ponsel di depannya membuat bola mata Tristan membulat.

Di dalam foto tersebut terlihat satu laki-laki dan satu perempuan tengah berada dalam satu kamar, kedua orang itu terlihat tidak asing untuknya begitupun dengan tempat yang berada di dalam foto itu.

Tan - LanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang