Jam istirahat baru saja tiba, seluruh murid SMA Garuda Emas mulai keluar dari kelas mereka masing-masing. Ada yang segera menuju kantin dan ada juga yang menuju toilet.
Sama halnya yang dilakukan Alana, ia sudah meninggalkan kelas terlebih dahulu meninggalkan Kejora, Delima dan Sisi yang masih berada di kelas.
Langkah kecil Alana sudah beranjak menuju kelas Tristan, XII IPA 4. Kelas yang letaknya di ujung koridor lantai paling atas SMA Garuda Emas. Alana tadi pagi diminta untuk menemui Tristan pada saat waktu istirahat.
Sedari tadi saat jam pelajaran Alana tidak bisa fokus seperti biasanya, ia terus memikirkan apa yang akan dilakukan Tristan nanti? Dan apa yang bakal Tristan katakan? Apa Tristan ingin menembak Alana? AH TIDAK MUNGKIN!
"TRISTAN!!!"
Tristan bersama Guntur, Rayhan, Bima, Tian baru saja hendak keluar dari kelasnya. Langkah mereka terhenti dan secara serempak menoleh ke arah kiri, mendapati sosok murid perempuan berambut dikuncir sedang menatap ke arah mereka.
"Lo pada duluan aja," ucap Tristan pada empat temannya itu.
Guntur diikuti Rayhan, Bima dan Tian menuruti perintah Tristan, mereka melanjutkan langkahnya menuju kantin.
Tristan menghampiri Alana yang baru saja membalas senyum keempat temannya itu. Mata Tristan menatap Alana dengan tatapan sedikit berbeda, seperti ada sebuah cahaya baru di dalamnya.
"Ada apa Tristan nyuruh Alana kesini?" tanya Alana.
"Nanti jadi?"
"Jadi? Emangnya mau kemana?" tanya Alana binggung.
"Bukannya lo yang minta ya semalem?"
"Emangnya gue minta apa?"
"Anterin lo ke panti asuhan!"
"ASTAGA!! IYA MAAF TRISTAN LUPA HEHEHE!"
"Hm,"
"Kok cuman hm doang?"
"Terus lo mau nya apa? Masih mending gue jawab," Tristan kembali ke sifat semulanya, ketus.
"Jadi pacar lo, hehehe," balas Alana cengengesan
"MIMPI!" seru Tristan lalu pergi begitu saja, ia rasa urusannya sudah selesai jadi untuk apa terus berlama-lama bersama dengan gadis di hadapannya? Lagian juga kan Tristan hanya menepati janjinya semalam, benar begitu bukan?
"NGGAK PA-PA MIMPI, KAN SEMUA BERAWAL DARI MIMPI TERUS JADI KENYATAAN!!!" teriak Alana begitu kencang.
Benar-benar diluar dugaan seorang Tristan Aldevaro, perempuan yang selalu mencari perhatiannya ini mampu membuat warna baru dalam hidupnya. Kalau boleh jujur pada saat awal pertemuan Tristan dan Alana di kantin. Tristan sudah bisa merasakan aura kebahagiaan di dalam diri seorang Alana. Tetapi, itu tidak membuat seorang Tristan suka terhadap Alana, ingat ya! Alana bukan tipe cewek idaman Tristan.
***
"TRISTAN!!"
"TRISTAN ALDEVARO!!"
"IHHH JAWAB DONG, GUE KAYAK JALAN SAMA BERHALA TAU NGGAK SIH!!!!"
"SUMPAH TRISTAN IH NGGAK PUNYA MULUT YA??!!!"
Tristan memberhentikan langkahnya dan menoleh ke belakang, ia sudah tau di belakangnya itu adalah Alana yang sedari tadi mengikutinya. Mereka sudah memili janji untuk pergi ke sebuah panti asuhan sepulang sekolah dan kini waktunya sudah tiba.
Alana dan Tristan sudah berada di depan gerbang SMA Garuda Emas, sedari tadi di sepanjang jalan Alana terus memanggil Tristan tak henti-henti. Sampai akhirnya Tristan sudah tak kuasa menahannya lagi, kupingnya serasa ingin pecah saat mendengar teriakan perempuan satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tan - Lana
JugendliteraturIni bukan cerita tentang seorang gadis dengan segala keceriaan dan kebahagiaan, ini cerita tentang gadis yang begitu rapuh namun berusaha untuk terlihat tegar didepan semua orang. Alana Anatasya, namanya. Gadis berparas cantik dengan rambut yang...