2. EMOSI

771 84 67
                                    

Kejora dan Alana baru saja sampai di kelas mereka, XII IPA 2. Kelas yang termasuk kelas unggulan. Diisi oleh para murid dengan otak yang bisa dibilang cukup cerdas karena jarang sekali dari kelas mereka yang remedial.

Saat masuk ke dalam kelas Kejora masih mengandeng tangan Alana dengan amarah yang memuncak. Kejora langsung membawa Alana ketempat duduknya. Kedua teman dekat Alana dan Kejora pun terkejut saat melihat wajah Kejora seperti orang sedang emosi.

Kedua siswi yang duduk tepat didepan meja Alana dan Kejora pun langsung berbalik badan dan mulai melontarkan banyak pertanyaan. Kedua siswi itu adalah Delima Amanda dan Sisi Kusuma Dewi. Mereka berdua berteman dengan Alana dan Kejora saat mulai masuk kelas XII.

"Lo berdua abis darimana sih?" Tanya Delima penasaran.

"Tau lo, untung Pak Imran nggak hadir, kalau hadir bisa-bisa lo berdua dihukum." Balas Sisi pada Alana dan Kejora.

Namun, Kejora bahkan Alana tak mengubris Delima dan Sisi. Kejora masih marah atas perlakuan Tristan terhadap Alana, sahabatnya. 

Kini Kejora menghela nafas beratnya. "Lo kenapa diam aja Lan? Tristan tuh udah kurang ajar banget sama lo!" Tanya Kejora pada Alana. Kejora memang cukup mengenal Tristan, tetapi Tristan tak begitu mengenal Kejora bahkan Alana.

"Gue nggak bisa marah Ra. Lagipula itu hak dia mau nerima terus dibuang." Jawab Alana.

"Emang Alana diapain sama Tristan?" Tanya Delima.

"Jadi si Alana ngasih air ke Tristan tadi dilapangan, eh malah dibuang tuh air sama si Tristan, kurang ajar banget kan!" papar Kejora.

"Emang begitu anjir anaknya, ganteng doang tapi kasar." Gumam Sisi. "Sabar ya, Lan." Lanjut Sisi.

Alana menghela nafas. "Gue kan cuman mau balas kebaikan dia waktu itu," Ucap Alana. Kalau di ingat-ingat dua minggu yang lalu Alana kesakitan setelah jam olahraga dan tak sengaja Tristan melihat Alana tengah duduk di bangku kantin dengan wajah yang sudah pucat pasi.

Tristan lalu mengendong Alana menuju UKS. Diperjalanan menuju UKS Alana menatap Tristan dengan kagum, ada orang yang ia tak begitu kenal menolong dirinya. Dari situlah rasa suka terhadap Tristan muncul dihati terdalam Alana.

"Tapi, Lan. Tristan tuh udah kelewatan banget!" Kejora terus memperhatikan sahabatnya itu dari samping.

"Jangan bilang lo suka ya sama Tristan?" tiba-tiba pertanyaan itu keluar dari mulut Sisi. Dengan polosnya Alana mengangguk membuat ketiganya terkejut.

"Beneran, Lan? Lo suka sama Tristan, Tristan anak XII IPA 4 kan? Yang sering dihukum sama Bu Susi?" Tanya Sisi berturut-turut.

Alana hanya mengganguk menjawab pertanyaan Sisi, Kejora disamping Alana menggaruk kepala bagian belakangnya, bagaimana bisa sahabatnya suka terhadap cowok kasar kayak Tristan?

"Lan, kenapa lo suka sama Tristan sih? Kayak nggak ada cowok lain aja. Tristan tuh kasar. Lo juga tau kan, dia nakalnya kayak apa."

"Gue tau, Ra. Cuman gue nggak bisa ngatur perasaan gue mau suka sama siapa. Ini nyata lahir dengan sendirinya." Balas Alana.

"Coba lo pikir lagi, Lan. Masa temen gue cantik begini suka sama modelan kayak Tristan." Kata Delima pada Alana.

"Udah, gue nggak mau bahas Tristan dulu." Ucap Alana mengakhiri pembicaraan dengan ketiga temannya.

***

XII IPA 4, kelas yang letaknya paling ujung dengan keramaian bak pasar. Murid-murid dikelas ini kebanyakan adalah murid-murid dengan kasus terbanyak di SMA Garuda Emas. Tetapi tidak semua murid di kelas XII IPA 4 yang memiliki kasus, hanya saja nilai mereka yang rendah membuat sebagian murid harus rela berada dikelas XII IPA 4.

Tan - LanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang