.
.
.
SHRAAAK!Sebuah dinding tanah muncul tepat di depanku. Membuat butiran timah itu tertahan dengan sempurna.
“Hampir saja.” Keluh Vernon yang entah sejak kapan sudah disampingku dan menghentikan pendarahan tanganku dengan airnya. “Untuk sementara seperti ini dulu. Kita obati sisanya nanti.” Aku mengangguk dan mencoba berdiri.
“Rose.” Taehyung langsung berlari dan memelukku. Segera kudorong tubuhnya menjauhiku.
“Pergilah.” Seruku.
“Kau terluka. Kita harus mengobatinya.”
“Pergilah Kim, aku tidak membutuhkanmu.” Sungutku dengan telinga berdenging pelan.
Suara peluru terus terdengar berusaha melubangi dinding yang dibuat dari tanah itu. Yuqi dibuat menggerutu karena kegigihan sang presiden. "Kita harus pergi sekarang." Ucap Yuqi yang membuatku menoleh.
"Tidak tanpa bola milikku." Balasku yang mencoba bergerak mendekati tembok dan mengabaikan Taehyung di belakang. "Buka dindingnya."
Dinding itu runtuh. Aku bergerak ke sisi lain meja dan mencoba meraih kotak berisi bola pengunci kekuatan api, sebelum Kim Soo Hyun mengangkatnya dan menodongkan pistol lagi tepat di antara kedua alisku.
"Jangan harap kau bisa mendapatkannya dengan mudah, Rose."
Kuangkat ujung bibirku. "Aku juga tidak mengharapkannya." Aku melirik kearah Vernon. "Vernon, sekarang."
Sebuah lecutan air mengenai tangan Kim Soo Hyun dengan cepat, membuatnya kehilangan senjata satu-satunya. Kemudian, kutendang tubuh Kim Soo Hyun dan membuat kotak itu terlempar. Dengan sigap Wendy langsung menangkapnya.
"Aku sudah mendapatkannya Rose."
"Pergilah! Yuqi temani Wendy."
Aku berdiri sedikit tertatih dan meraih pistol yang tergeletak. Kim Soo Hyun yang masih mengerang di atas lantai menatapku terkejut. Kuarahkan moncong pistol pada Kim Soo Hyun, namun tertahan Taehyung yang menggengam pergelenganku kuat.
"Berhenti Rose!"
"Tidak ada alasan lagi bagiku untuk membiarkannya hidup." Kudorong bahunya dengan tangan kananku yang masih mengeluarkan darah.
"Kau tidak bisa membunuhnya selama aku masih di sini Rose. Dia ayahku."
"Dan dia orang yang telah melenyapkan orang tuaku!"
Taehyung menyentak tanganku sampai pistol yang kugenggam terlepas. Kemudian dengan cepat dia mendorongku dan menyudutkanku ke dinding. Kedua tangannya menahan pergerakan tanganku dengan mata menatap nyalang.
"Berhenti kubilang."
"Tidak akan." Balasku.
Aku menguarkan api di seluruh tubuhku. Memaksa Taehyung mundur menjauh. Dengan mata merah kutatap dirinya kesal.
"Jangan pernah mencoba menghalangi langkahku lagi, Kim." Kulangkahkan kakiku perlahan. "Dan kau Presiden Kim Soo Hyun yang terhormat, duduk dan lihat kehancuranmu. Kau dapat kursi terbaik bersama putra kesayanganmu."
"Maksudmu itu kehancuranmu bukan?" Sindir Kim Soo Hyun dari balik punggung Taehyung. "Kalau kau sudah tahu semuanya, kau pasti tahu bukan aku bahaya terbesarmu."
"Apa maksud ayah?" Bingung Taehyung.
"Gadis api ini hanya mencoba melemparkan kesalahan pada orang lain karena terlalu kecewa pada kebenarannya, bukan begitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ENTER; NEW WORLD
AdventureSebuah dunia baru muncul memberikan harapan, membuatnya semakin tenggelam dalam lautan keinginan. Hal itu membawanya pada sebuah kesalahan yang berujung kematian. . Namaku Roseanne Park Tidak ada yang bisa mengatur hidupku, Selain aku. ----- Story...