BAGIAN 17

59 13 7
                                    

.
.
.


Mataku menyipit karena teriknya matahari. Dua hari terkurung dalam penjara mengharuskanku untuk beradaptasi lagi dengan matahari. Aku berbalik sekilas melihat pintu dibelakangku yang sudah tertutup rapat. Walau sekarang kelihatannya aku sudah bebas, tapi rasanya aku masih mendekam didalam sana. Ini semua karena pilihan itu, karena Kang Daniel, karena Kim Soo Hyun.

Tanganku menggenggam erat pistol yang diberikan Kang Daniel. Lalu kuselipkan dibalik jas dokterku yang penuh bercak darah. Aku merogoh saku lain dan mengeluarkan ikat rambutku. Kuikat kuat-kuat rambutku dan berjalan meninggalkan bangunan mengerikan itu untuk menjalankan pilihanku.

Membunuh Joshua.


.
.
.


Aku terus berjalan. Rumah sakit utama masih jauh, sangat jauh. Aku mendongak, melihat dari sela-sela dedaunan pohon. Ternyata langit sudah hampir gelap. Aku harus bergegas. Tidak mungkin aku berjalan sendirian ditempat sepi seperti ini. Bahaya bisa muncul kapan saja.

Kulihat tanah dibawahku bergetar kecil dan terdengar deru mesin dari arah belakangku. Aku berbalik dan melihat beberapa kendaraan mendekat. Aku diam ditempatku sambil melihat kendaraan-kendaraan itu semakin mendekat sampai berhenti didekatku. Aku mengerutkan keningku bingung.

Apa lagi sekarang?

Dari lima mobil yang berhenti, satu mobil menarik perhatianku. Bagaimana tidak, Kwon Eunbi turun dari mobil itu dan berjalan ke sisi lain untuk membuka pintu. Kepalanya sedikit menunduk membantu seseorang di bangku belakang untuk keluar dari mobil itu.

Dia disini. Kim Taehyung.

Tubuh tingginya tidak terbalut jas formal seperti biasa. Hanya mantel berwarna hitam sederhana. Tubuhku masih diam membatu ketika kulihatnya berjalan tertatih mendekat.

Dia berhenti didepanku dengan penampilan yang entah kenapa sangat kurindukan. Kuperhatikan wajah dan tubuhnya dengan teliti, memastikan kondisinya baik-baik saja. Ada rasa lega yang menyerang ketika raut wajahnya tidak sepucat terakhir kali kulihat.

“Berhenti menatapku seperti itu. Aku baik-baik saja.” Ucapnya membuatku tersadar dan menoleh ke arah lain. “Naiklah, biar kuantar kau ke rumah sakit.”

“Tidak perlu, aku bisa sendiri.”

Dia berdecak. “Keadaanmu sedang sulit, biarkan aku membantu.”

“Apa pedulimu aku sedang kesulitan atau tidak? Kita tidak sedekat itu untuk saling peduli. Tinggalkan aku sendiri.” Aku berbalik memunggunginya.

Dicengkeramnya tanganku, lalu dia menarikku sampai aku berbalik menghadapnya. “Ikutlah denganku, rumah sakit utama masih jauh dari sini. Lagipula, kau terlihat begitu lelah. Sekali ini saja turuti permintaanku.” Taehyung menarik tanganku, menuntunku kearah mobil yang ditumpanginya tadi. Tapi aku tidak bergeming sama sekali.

Kuhentakkan tanganku agar lepas dari cengkeramannya. Dia menatapku. “Aku tidak akan kembali bersamamu. Kalau kau mau memberikanku tumpangan.. biarkan salah satu prajuritmu yang melakukannya.”

Dia menatapku lama. “Sebenarnya ada apa Rose? Kenapa kau bersikap dingin lagi padaku?"

“Kim Taehyung, beri aku waktu. Tubuhku mungkin berada di depanmu, tapi jiwaku tertinggal didalam sel gelap dan dingin itu.” Aku menarik napas pelan. “Aku tahu sangat mustahil kau akan datang ke penjara itu, tapi aku terus berharap hingga menit terakhir kalau kau akan datang dan membebaskanku dari tawaran gila yang diajukan ayahmu itu.”

ENTER; NEW WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang