.
.
.
Tubuhku bereaksi berlebihan mendengar nama Kim Taehyung disebut. Melihat Felix yang masih tertidur aku langsung mengiyakan ajakan Kwon Eunbi tanpa ragu. “Dimana dia?”Eunbi mengantarku hingga ke sebuah pintu yang masih menjadi bagian rumah sakit ini. “Silakan.”
Kuraih gagang pintu yang tidak asing itu dan tampaklah sebuah pemandangan yang sempat membuatku marah dan menangis kemarin. Tapi, kali ini tidak hanya istana kepresidenan yang terlihat melainkan sebuah punggung tegap yang membelakangiku.
Ketika tubuh itu berbalik, sebuah senyuman menyambutku. Rambut hitamnya yang tadi pagi ditata rapi, malam ini dibiarkan begitu saja sehingga menutupi dahinya. Ketika pandangan kami sudah bertemu, alisnya menukik. Dengan segera dia melepas mantel dan memasangkannya di kedua pundakku, menyisakan turtle neck berwarna hitam menyelimuti tubuh tingginya. “Disini dingin, seharusnya kau menggunakan mantelmu.”
Aku beringsut menjauhinya ketika mantel sudah terpasang. Kutatap wajahnya. “Tidak ada yang memberitahuku kalau kau meminta bertemu di luar seperti ini.” Kim Taehyung malah tersenyum sambil mengusak pelan rambutku. Menormalkan detak jantung, aku berjalan ke pinggiran pagar tempatku menangis kemarin. “Jadi, kau ingin membicarakan apa?”
Masih berdiri di belakangku, Kim Taehyung mengutarakan tujuannya menemuiku, “Kudengar dari Eunbi kau menolak tawaran Dokter Lee untuk menjadi dokter, kenapa?”
“Kurasa itu sebuah perintah, bukan tawaran." Koreksiku pada ucapannya. "Kalau tidak salah kau sendiri yang menurunkan perintahnya, kenapa?” Tanyaku balik.
“Menurutmu kenapa?”
Karena menyukaiku. Aku mungkin sudah gila kalau mengatakannya. Aku mengangkat bahu. “Entahlah, kita baru bertemu dua kali. Tapi kau sudah meminta maaf di pertemuan pertama kita. Mungkin.. kau merasa bersalah akan sesuatu?” Akan kesepakatannya dengan Minhee.
“Rose, lihat aku.” Seakan terhipnotis kedua mataku sudah menatap netranya yang selegam malam. “Semua hal yang kulakukan adalah demi kebaikanmu. Kau hanya perlu mengikuti beberapa pelatihan sederhana dan kau sudah bisa menjadi dokter.”
Kutatap matanya yang indah. "Demi kebaikanku?"
Dia mengangkat bahu. “Tentu saja, bila kau menjadi dokter kau bisa mengobati Felix dan kalian bisa menghabiskan waktu bersama. Atau mungkin setidaknya kau akan menjadi seseorang yang sangat berguna untuk Barak 7 nantinya.”
Kutatap lamat-lamat wajahnya. Pikiranku melayang memikirkan banyak hal. Kurasa hatiku mulai goyah akan perkataannya. “Rose, semuanya akan baik-baik saja selama kau bersamaku.” Tanpa sadar sebelah tanganku sudah berada di genggamannya. Hangat.
“Apa kau bisa kupercaya?”
Dia tersenyum manis. “Tentu saja. Apapun untukmu Rose.” Sebelah tangannya yang bebas sudah berada di pipi kiriku, membuatku semakin jatuh padanya.
"Kau tidak sedang menggodaku kan?" Dia tampan, kuakui itu. Dan kebanyakan pria tampan akan menggunakan aset mereka itu untuk menjatuhkan perempuan-perempuan dalam belaian mereka. Aku tidak mau seperti itu.
Kim Taehyung melepas tangannya pada pipiku. "Aku harus berperilaku selayaknya Tuan Muda, Rose. Aku harus berperilaku baik karena semua orang akan menjadikanku panutan." Setidaknya kata-katanya itu sedikit membuatku tenang.
Aku menarik napas panjang sampai dadaku naik, lalu menghembuskannya pelan. “Kapan.. pelatihannya dimulai?”
Dia tersenyum manis. “Secepatnya.”
.
.
.
“Felix,” Panggilku yang hanya dibalas deheman. “Menurutmu kakak pantas tidak menjadi dokter?”
KAMU SEDANG MEMBACA
ENTER; NEW WORLD
AdventureSebuah dunia baru muncul memberikan harapan, membuatnya semakin tenggelam dalam lautan keinginan. Hal itu membawanya pada sebuah kesalahan yang berujung kematian. . Namaku Roseanne Park Tidak ada yang bisa mengatur hidupku, Selain aku. ----- Story...